KetikPos.com - Kecelakaan maut di KM 58 Tol Cikampek telah menelan korban jiwa. Sebanyak 12 penumpang tewas dalam insiden tragis ini, yang dipicu oleh kelelahan pengemudi travel tidak resmi yang bekerja melebihi batas waktu.
Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) menyoroti bahwa pengemudi kendaraan travel tidak resmi ini bekerja dalam kondisi kurang istirahat, yang mengakibatkan penurunan konsentrasi dan bahkan kemungkinan mengalami "micro sleep", suatu kondisi yang sangat berbahaya saat mengemudi.
Menurut keterangan dari Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono, pengemudi tersebut melampaui batas waktu kerja yang telah ditentukan, yang menyebabkan kurangnya waktu istirahat. "Jika kita mengemudi dalam keadaan kurang istirahat yang baik, maka pengemudi akan berkurang kemampuannya untuk berkonsentrasi dalam mengemudikan kendaraan. Dalam situasi seperti ini pengemudi akan sangat mudah mengalami Micro sleep," jelasnya dalam konferensi pers di Jakarta.
Penyelidikan KNKT menunjukkan bahwa pada Jumat, 5 April 2024, kendaraan travel tidak resmi tersebut berangkat setelah Isya, sekitar pukul 19:30, dari Ciamis menuju Jakarta untuk menjemput penumpang. Rentetan perjalanan yang panjang terjadi pada hari Sabtu, 6 April 2024, ketika kendaraan tersebut kembali berangkat dari Jakarta pada siang hari untuk mengantar penumpang ke Ciamis sekaligus menjemput. Pada Minggu, 7 April 2024, kendaraan tersebut berangkat pada pagi hari dari Ciamis menuju Jakarta, kemudian beristirahat sejenak sebelum berangkat menuju Ciamis lagi pada sore hari, dan akhirnya tiba di Jakarta pada tengah malam.
Kisah tragis ini berlanjut pada Senin, 8 April 2024, ketika pengemudi menjemput penumpang dari Depok pada pukul 02.00, dilanjutkan dengan menjemput penumpang dari Cilebut pada pukul 03.30, dan dari Bekasi pada pukul 05.30. Kemudian, sekitar pukul 06.00, kendaraan tersebut berangkat menuju Ciamis.
Selain kelelahan pengemudi, KNKT juga menyoroti kelebihan penumpang dalam kendaraan tersebut. Meskipun kapasitasnya hanya untuk 9 penumpang, kendaraan tersebut membawa 12 orang penumpang, belum lagi dengan barang bawaan mereka. Hal ini tidak hanya melanggar aturan keselamatan, tetapi juga meningkatkan ketidakstabilan kendaraan.
Mengambil pelajaran dari kejadian ini, KNKT mendorong untuk memastikan bahwa sebelum berkendara jarak jauh, baik pengemudi maupun penumpang telah istirahat dengan cukup.
"Yakinkan diri kita telah beristirahat dengan baik dan cukup, serta jujurlah pada diri sendiri, jika telah lelah beristirahatlah sebelum melanjutkan perjalanan," kata Soerjanto.
Tidak hanya itu, KNKT juga menekankan pentingnya menggunakan sabuk keselamatan selama berkendara. Sayangnya, dalam kecelakaan ini, fatalitas korban juga disebabkan oleh penumpang yang tidak menggunakan sabuk keselamatan.
Insiden ini menjadi peringatan bagi semua pihak terkait untuk lebih memperhatikan keselamatan dalam perjalanan, baik dari segi waktu istirahat pengemudi, kapasitas kendaraan, maupun kepatuhan terhadap aturan keselamatan.(***)