nasional

Jemari Bawang, Mimpi yang Tumbuh di Sekolah Rakyat

Minggu, 21 September 2025 | 14:18 WIB
Jemari Bawang, Mimpi yang Tumbuh di Sekolah Rakyat (dok)


KetikPos.com — Setiap kupasan bawang di tangan Marhani bukan sekadar pekerjaan. Itu adalah harapan kecil yang ia titipkan untuk masa depan anak-anaknya. Dengan upah Rp1.000 per kilogram, aroma bawang jadi saksi perjuangan seorang ibu di lorong sempit Makassar.

Di rumah sederhana itu, tumpukan bawang sering menjadi “mainan” bagi Raihan dan keempat adiknya. Mereka ikut membantu: mengupas, membersihkan, mengangkat karung dari rumah bos, lalu menimbangnya. Pekerjaan yang melelahkan, tapi menjadi bagian dari rutinitas keluarga.

Namun, hidup Marhani berubah sedikit lebih ringan ketika Raihan, anak sulungnya, diterima di Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 26 Makassar. Sekolah yang digagas Presiden Prabowo Subianto itu tak hanya memberi ruang belajar, tapi juga menanggung semua kebutuhan siswa.

“Alhamdulillah, bersyukur sekali. Setidaknya meringankan beban kami. Semua di sana ditanggung. Berkah buat keluarga kami, terutama buat Raihan,” kata Marhani dengan suara bergetar.

Suaminya yang membuka bengkel tambal ban tak selalu bisa diandalkan. Sepinya pelanggan membuat pendapatan tak menentu. Karena itu, pendidikan bagi Raihan sempat terasa mustahil.

Kini, mustahil itu berubah jadi nyata. Raihan tinggal di asrama dengan kamar rapi, meja belajar, tempat tidur nyaman, makanan bergizi, dan kegiatan ekstrakurikuler badminton—olahraga favoritnya. “Saya tidak kebayang akan sekolah lagi, karena keadaan ekonomi keluarga saya sulit,” ujarnya.

Cita-citanya pun ikut bergeser. Dari semula ingin jadi dokter, kini ia bermimpi jadi polisi. “Supaya bisa menangkap orang kriminal,” katanya polos namun penuh keyakinan.

Setiap akhir pekan, Marhani datang menjenguk. Ia menatap anaknya yang kini punya dunia baru, lalu berpesan sederhana, “Belajar yang baik, semoga cita-citamu tercapai.”

Air mata pun jatuh. Tapi kali ini bukan karena bawang.

 

Tags

Terkini