nasional

Dari Merangkak di Puing ke Gunakan Crane: Begini Perbedaan Evakuasi Korban Ponpes Al Khoziny

Minggu, 5 Oktober 2025 | 02:21 WIB
Tim SAR masih melakukan proses evakuasi korban Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo. (Instagram/kantorsar_semarang) (Dok)

KetikPos.com, Sidoarjo – Proses evakuasi korban runtuhnya bangunan musala Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, terus berpacu dengan waktu. Setelah tiga hari pertama mengandalkan tenaga manual di tengah masa golden time, kini alat berat seperti crane dan excavator breaker diturunkan untuk mengangkat beton raksasa yang menimbun korban.
Bangunan tiga lantai itu ambruk saat para santri tengah salat Ashar, Senin (29/9/2025). Suasana hening berubah jadi kepanikan ketika dinding dan atap menimpa puluhan jamaah yang ada di dalam.
Data Korban
Kepala Kantor SAR Surabaya, Nanang Sigit, mengumumkan hingga Jumat (3/10/2025) tercatat 10 korban meninggal dunia dan 103 orang selamat.
“Total korban yang berhasil ditemukan ada 113, terdiri dari 10 meninggal dunia dan 103 dalam kondisi selamat,” ujarnya.
Namun, ia menambahkan, identitas korban meninggal belum sepenuhnya terkonfirmasi apakah seluruhnya adalah santri.
Dari Golden Time ke Alat Berat
Nanang menjelaskan perbedaan besar antara evakuasi di awal dan yang berlangsung sekarang.
Pada tiga hari pertama, tim SAR harus merangkak di sela-sela beton sempit untuk menyelamatkan korban hidup. Saat itu, korban yang terjepit diberi oksigen dan minuman untuk bertahan.
“Sekarang berbeda, karena golden time sudah lewat. Kami pakai alat berat untuk membongkar dari luar, agar lebih cepat menjangkau korban yang tertimbun,” katanya.
Korban Diduga Masih 55 Orang
Meski 113 korban telah ditemukan, diperkirakan masih ada 55 korban lain yang tertimbun reruntuhan.
Para korban meninggal dibawa ke RS Bhayangkara Polda Jatim. Tim DVI menyiagakan 150 tenaga medis dan menyiapkan cold storage khusus untuk mempercepat proses identifikasi jenazah.
Evakuasi diperkirakan sudah mencapai 50 persen, namun Nanang menyebut upaya ini masih bisa berlangsung hingga akhir pekan.
“Kalau lihat perhitungan matematis, mungkin selesai Sabtu sore atau Minggu,” terangnya.
Duka dan Harapan
Tragedi ini meninggalkan duka mendalam. Di balik beton yang runtuh, keluarga korban masih menanti kabar. Setiap detik menjadi harapan, meski peluang menemukan korban selamat semakin tipis.

Tags

Terkini