nasional

Kronologi Dugaan Insiden Pangan di SMAN 1 Yogyakarta: 426 Siswa Terdampak, BGN Turun Tangan

Sabtu, 18 Oktober 2025 | 22:13 WIB
Kronologi Dugaan Insiden Pangan di SMAN 1 Yogyakarta: 426 Siswa Terdampak, BGN Turun Tangan (Dok)


KetikPos.com, Yogyakarta – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali menjadi sorotan publik setelah ratusan siswa SMAN 1 Yogyakarta dilaporkan mengalami gejala sakit perut secara massal pada Kamis dini hari, 16 Oktober 2025.
Laporan awal menyebutkan, ratusan siswa mengeluh mengalami diare dan mual dalam waktu berdekatan. Dugaan pun mengarah pada insiden keamanan pangan dari makanan yang dikonsumsi dalam program MBG.
Menanggapi kejadian tersebut, Badan Gizi Nasional (BGN) langsung turun tangan bersama Dinas Kesehatan Provinsi DIY dan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta untuk melakukan penyelidikan lapangan.
Gejala Massal di Tengah Malam
Pihak sekolah mengonfirmasi, laporan pertama diterima pada Kamis pagi setelah sejumlah siswa melaporkan gejala yang sama. SMAN 1 Yogyakarta kemudian menyebarkan kuesioner internal guna memetakan kondisi seluruh siswa.
Dari hasil pendataan itu, 426 dari 972 siswa melaporkan mengalami diare antara pukul 01.00 hingga 03.00 dini hari. Selain itu, tercatat 32 siswa tidak masuk sekolah pada hari yang sama, meskipun penyebab pastinya belum diketahui.
Kendati begitu, kegiatan belajar mengajar tetap berlangsung normal. Tidak ada siswa yang dirujuk ke fasilitas kesehatan.
“Proses kegiatan belajar mengajar berjalan seperti biasa. Tidak ada siswa yang dipulangkan lebih awal,” ujar Kepala Sekolah SMAN 1 Yogyakarta, Ngadiya, dalam keterangan tertulis, Kamis (16/10/2025).
Tim Gabungan Telusuri Dugaan Pangan Bermasalah
Sebagai langkah cepat, tim gabungan dari BGN, Dinas Kesehatan DIY, dan Dinkes Kota Yogyakarta langsung mendatangi sekolah tersebut pada Kamis siang. Tim melakukan pemeriksaan lapangan, mewawancarai sejumlah pihak, dan mengambil sampel makanan untuk diuji di laboratorium.
“Kami menelusuri secara cermat sumber dugaan penyebabnya. Masyarakat diimbau tetap tenang sambil menunggu hasil uji laboratorium resmi,” kata Kepala Kantor Pemenuhan Gizi (KPPG) Sleman, Harsono, dalam keterangan pers, Kamis (16/10/2025).
Hasil pemeriksaan laboratorium akan menjadi dasar untuk menentukan apakah kasus ini terkait langsung dengan konsumsi makanan program MBG atau ada faktor lain seperti sanitasi dan penyimpanan bahan makanan.
BGN: Keamanan Pangan Adalah Prioritas
Menanggapi insiden ini, Kepala Biro Hukum dan Humas BGN, Khairul Hidayati, menegaskan bahwa pihaknya memandang serius setiap dugaan pelanggaran keamanan pangan dalam program Makan Bergizi Gratis.
“Keamanan pangan bukan hanya soal higienitas, tetapi juga soal kepercayaan publik terhadap sistem gizi nasional. Karena itu, setiap temuan sekecil apa pun akan kami tindaklanjuti dengan serius,” tegas Khairul.
Sebagai bentuk tanggap cepat, BGN langsung menginstruksikan penghentian sementara operasional Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang bertanggung jawab melayani sekolah tersebut.
Langkah ini diambil untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap rantai pengolahan, penyimpanan, hingga distribusi makanan, guna memastikan semua proses memenuhi standar keamanan pangan.
“Evaluasi ini penting agar kejadian serupa tidak terulang. Kami akan memastikan keamanan pangan di lingkungan sekolah benar-benar terjamin,” tambah Khairul.
Evaluasi Menyeluruh Program MBG
Insiden di SMAN 1 Yogyakarta menjadi catatan penting bagi pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis, yang selama ini digadang sebagai langkah pemerintah dalam memperbaiki status gizi pelajar di seluruh Indonesia.
Program yang dijalankan melalui berbagai Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) itu selama ini mendapat sambutan positif, namun juga menghadapi tantangan besar terkait pengawasan dan standar keamanan pangan di lapangan.
BGN memastikan akan meninjau ulang mekanisme distribusi MBG di wilayah DIY, termasuk sistem kontrol mutu, logistik, dan pelaporan, agar kejadian serupa tidak terjadi di sekolah lain.
Menanti Hasil Investigasi
Hingga Kamis malam, seluruh siswa SMAN 1 Yogyakarta dilaporkan telah membaik. Tidak ada laporan lanjutan terkait gejala berat atau rawat inap.
Meski demikian, hasil pemeriksaan laboratorium pangan masih menjadi kunci utama untuk menentukan sumber penyebab insiden ini.
BGN berjanji akan mengumumkan hasil resmi kepada publik segera setelah proses analisis selesai.
“Kami tidak akan menutup-nutupi hasilnya. Transparansi adalah bagian dari tanggung jawab kami dalam menjamin keamanan gizi masyarakat,” pungkas Khairul.

Tags

Terkini