KetikPos.com, Bandung — Di tengah kesibukan kenegaraan dan keramaian kamera, sebuah kejutan kecil namun penuh makna hadir di hadapan Presiden Prabowo Subianto. Bukan piagam, bukan lukisan, melainkan... lego.
Ya, potongan-potongan kecil plastik warna-warni yang biasanya jadi mainan anak-anak itu kini berubah menjadi miniatur panggung kekuasaan versi mainan — lengkap dengan Presiden Prabowo sedang berdiri di depan mimbar, dikerubungi wartawan mungil yang membawa kamera dan mikrofon mini.
Hadiah unik itu datang dari Akbar Evandio, jurnalis muda Bisnis Indonesia yang sehari-hari meliput aktivitas Presiden di Istana.
“Kadonya lego custom. Setting-nya Presiden sedang memberi keterangan pers, lengkap dengan jurnalisnya. Jadi ya... miniatur suasana kerja kami sehari-hari,” ujar Akbar sambil tertawa ringan di sela kegiatan di Trans Convention Center, Bandung, Sabtu (18/10).
Terinspirasi dari Sebuah Senyum di Rusia
Akbar bercerita, ide itu lahir dari momen sederhana saat kunjungan Presiden ke Rusia beberapa waktu lalu. Di sela acara resmi, Prabowo terlihat tersenyum hangat saat memberikan satu set lego kepada seorang anak kecil di sana.
“Itu momen yang lucu dan berkesan banget. Dari situ saya kepikiran, ‘Kenapa nggak kasih lego juga untuk Presiden, tapi versi dirinya sendiri?’” katanya.
Ia pun mengerjakan kado itu sendiri — memilih warna jas, podium, hingga susunan wartawan mini dengan detail nyaris obsesif. “Saya bikin dengan hati. Ini bukan sekadar hadiah ulang tahun, tapi simbol hubungan antara Presiden dan jurnalis,” tambahnya.
Antara Lego, Kepemimpinan, dan Cerita di Balik Kamera
Bagi Akbar, lego bukan sekadar mainan nostalgia. Setiap potongan kecilnya mengingatkan pada bagaimana kepemimpinan dan kerja jurnalistik dibangun: sabar, teliti, dan butuh kolaborasi.
“Lego itu filosofi kecil yang kuat — semua keping harus saling terhubung agar jadi sesuatu yang kokoh. Sama seperti negara ini, dan seperti hubungan Presiden dengan rakyatnya,” ujarnya lirih.
Miniatur itu bahkan dibuat dengan figur “Presiden lego” yang sedang tersenyum, bukan pose kaku seperti di upacara. “Saya ingin menampilkan sisi humanis seorang kepala negara — pemimpin yang bisa tersenyum kepada jurnalisnya,” ucapnya.
???? Hadiah yang Lebih dari Sekadar Mainan
Hadiah itu memang kecil, tapi maknanya besar. Di mata para jurnalis Istana, momen wawancara atau konferensi pers adalah satu-satunya waktu ketika mereka bisa “berdialog” langsung dengan Presiden — bertukar pertanyaan, dan diam-diam, memahami sisi manusianya.