nasional

Ini Manfaat Puasa 10 Muharram

Kamis, 27 Juli 2023 | 11:03 WIB
Ilustrasi Puasa

 

KetikPos.com - Umat Islam sekarang ini sudah memasuki bulan Muharram 1445 H dan bagi yang berpuasa dihari Asyura atau hari kesepuluh manfaatnya cukup besar.

Puasa dalam bulan Muharram ini dianjurkan langsung Rasulullah saw dalam haditsnya.

Bila melaksanakan puasa di bulan Muharram setidaknya, ada empat keutamaan yang bisa diperoleh dari menjalankan ibadah puasa tersebut.

Pertama, puasa Muharram merupakan puasa paling utama sebagaimana disebutkan Rasulullah saw dalam sebuah haditsnya, “Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.” (HR Muslim).

Manfaat kedua, puasa Muharram ini juga memiliki keutamaan karena bulan pertama ini termasuk ke dalam empat bulan-bulan mulia atau al-asyhurul hurum, selain Rajab, Dzulqa’dah, dan Dzulhijjah.

Bahkan Rasulullah saw menganjurkan umatnya untuk berpuasa di empat bulan mulia itu sebagaimana disampaikan dalam sebuah haditsnya yang diriwayatkan Imam Abu Dawud dan Imam Ibnu Majah.

Artinya ‘Puasalah bulan Sabar (Ramadhan) dan tiga hari setelahnya, dan puasalah pada bulan-bulan mulia’.” (HR Abu Dawud, Ibnu Majah dan selainnya).

Sementara manfaat ketiga, puasa sehari dalam bulan Muharrram pahalanya sama dengan puasa 30 hari.

Hal ini sebagaimana diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, bahwa Rasulullah saw bersabda, “Orang yang berpuasa pada hari Arafah maka menjadi pelebur dosa dua tahun, dan orang yang berpuasa sehari dari bulan Muharram maka baginya sebab puasa setiap sehari pahala 30 hari puasa’.” (HR at-Thabarani dalam al-Mu’jamus Shaghîr. Ini hadits gharîb namun sanadnya tidak bermasalah).

Dan manfaat keempat, puasa di hari Tasu’a pada 9 Muharram dan puasa 11 Muharram menjadi pelengkap puasa Asyura pada 10 Muharram sekaligus menjadi pembeda umat Islam dengan umat Yahudi yang sama-sama berpuasa di hari Asyura.

Hal ini sebagaimana diriwayatkan Imam Ahmad dari Ibnu Abbas, “Puasalah kalian pada hari Asyura dan bedakan dengan kaum Yahudi, puasalah kalian sehari sebelum atau sesudahnya’.” (HR Ahmad).

Selain itu Ustadz Muntaha juga menjelaskan bahwa Rasulullah saw di akhir hayat memang suka membedakan ritual umat Islam dengan umat Yahudi.

Dalam konteks ini, lanjutnya, al-Hafidh Ibnu Hajar mengatakan tingkatan puasa Asyura itu ada tiga: pertama, puasa hari Asyura saja. Kedua, puasa Asyura disertai puasa Tasu’a. Ketiga, puasa Asyura disertai puasa Tasu’a dan puasa 11 Muharram.

Hal ini sebagaimana diterangkan Imam Ahmad bin Ali bin Hajar Al-‘Asqalani dalam kitab Fathul Bâri Syarhu Shahîhil Bukhâri.(***)

Halaman:

Tags

Terkini