KetikPos.com, Jakarta – Ada pemandangan berbeda di Istana Negara pada Selasa (30/9). Bukan hanya derap langkah pasukan pengaman atau tamu kenegaraan yang biasanya hadir, melainkan suara tawa akrab antara Presiden Prabowo Subianto dan juara dunia MotoGP, Marc Márquez.
“Dari mana asalmu?” tanya Prabowo.
“Spanyol,” jawab Márquez.
“Hola, hola señor,” sapa Presiden dengan logat yang hangat.
“Hola, hola,” balas Márquez sambil tersenyum lebar.
Dialog singkat itu mungkin terdengar sederhana, tapi maknanya besar: Indonesia ingin menunjukkan diri sebagai rumah yang ramah bagi olahraga dunia, terutama balap motor yang sedang jadi magnet baru pariwisata.
Sport Tourism: Dari Gas Motor ke Gas Ekonomi
MotoGP Mandalika bukan sekadar ajang balap. Data Kemenpora menyebutkan dampak ekonominya mencapai Rp4,8 triliun—angka fantastis yang menunjukkan bahwa raungan mesin bisa ikut memutar roda perekonomian daerah. Tiket yang nyaris habis terjual menjadi bukti gairah masyarakat terhadap olahraga ini.
“Sport tourism bukan hanya soal olahraga, tapi juga soal ekonomi. Mandalika sudah membuktikannya,” tegas Menteri Pemuda dan Olahraga, Erick Thohir, yang mendampingi kunjungan Márquez.
Dari Mario ke Márquez: Regenerasi Dimulai
Di balik senyum dan sapaan Spanyol itu, Prabowo menitipkan pesan penting: regenerasi. Indonesia tidak ingin hanya jadi penonton setia Valentino Rossi, Márquez, atau Pecco Bagnaia. Kita ingin melahirkan pebalap sendiri.
Nama Mario Aji (Moto2) dan Fadillah Aditama (Moto3) kini jadi harapan baru. Dengan kontrak MotoGP Mandalika yang berlaku hingga 2031, waktu masih panjang untuk membuktikan bahwa “garuda bisa terbang” di lintasan balap dunia.
Dukungan Nyata: Dari Dana Pensiun hingga Latihan Luar Negeri
Tak berhenti di seremoni, pemerintah juga tengah menyiapkan kebijakan untuk atlet: mulai dari dana pensiun hingga peluang pelatihan ke luar negeri. Tujuannya jelas: agar talenta muda punya daya saing, dan karier mereka tidak berakhir begitu saja setelah pensiun.
Mandalika, Panggung Dunia
Bagi Márquez sendiri, Indonesia bukan tempat asing. Ia sudah berkali-kali merasakan hangatnya dukungan fans di Tanah Air.
“Saya sangat senang kembali ke Indonesia setelah juara dunia tiga hari lalu. Mandalika adalah sirkuit terbaik di negara terbaik untuk menikmatinya,” ujar Márquez.
Dari Istana ke Mandalika, sambutan ini seakan menjadi sinyal: Indonesia bukan lagi sekadar penonton MotoGP. Kita sedang memacu gas penuh agar sport tourism menjadi salah satu pilar ekonomi baru, sekaligus menyalakan mimpi anak-anak bangsa yang bercita-cita jadi pebalap dunia.