Penting untuk menghadapi konflik dengan sikap terbuka, mendengarkan dengan empati, dan mencari solusi yang saling menguntungkan.
Menghindari serangan pribadi, menghargai pendapat pasangan, dan berkomitmen untuk menyelesaikan masalah bersama dapat memperkuat ikatan dan mencegah ketidakpuasan yang mendorong selingkuh. (Sumber: Bodenmann, G., Pihet, S., & Kayser, K. (2006). The relationship between dyadic coping and marital quality: A 2-year longitudinal study. Journal of Family Psychology, 20(3), 485-493.)
6. Membangun Persahabatan yang Kokoh: Persahabatan yang kuat dan saling mendukung adalah landasan yang penting dalam hubungan yang sehat.
Menghabiskan waktu bersama, berbagi minat dan hobi, dan saling mendukung dalam pencapaian pribadi adalah beberapa cara untuk memperkuat ikatan persahabatan antara pasangan.
Dengan memiliki persahabatan yang kokoh, pasangan akan merasa lebih terhubung dan puas dalam hubungan mereka. (Sumber: Charania, M. R., & Ickes, W. (2004). An analysis of withdrawal in intimate relationships: The effects of violation severity, perpetrator intent, and victim assertiveness on evaluation of withdrawal behavior. Journal of Personality and Social Psychology, 87(2), 177-194.)
7. Menghindari Versi Online dari Kesetiaan: Dalam era digital ini, perselingkuhan online telah menjadi ancaman nyata dalam hubungan.
Penting untuk membatasi interaksi dengan orang lain secara online yang dapat mengganggu hubungan.
Menghindari mengirim pesan rahasia, berbagi rahasia dengan orang lain di platform media sosial, atau terlibat dalam perilaku online yang meragukan dapat membantu menjaga kesetiaan dan kepercayaan dalam hubungan. (Sumber: Clayton, R. B., Nagurney, A., & Smith, J. R. (2013). Cheating, breakup, and divorce: Is Facebook use to blame? Cyberpsychology, Behavior, and Social Networking, 16(10), 717-720.)
8. Menjaga Kualitas Waktu Bersama: Meluangkan waktu yang berkualitas bersama pasangan adalah kunci penting dalam mencegah selingkuh.
Buatlah kebiasaan untuk menghabiskan waktu berkualitas bersama, baik itu melalui kencan romantis, liburan, atau sekadar mengobrol dan berbagi dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan memprioritaskan waktu bersama, pasangan akan merasa lebih terikat dan puas dalam hubungan, mengurangi keinginan untuk mencari kepuasan emosional di luar hubungan. (Sumber: Larson, J. H., Holman, T. B., & Larson, D. B. (1994). Premarital predictors of marital quality and stability. Family Relations, 43(2), 228-237.)
9. Berkomitmen pada Pertumbuhan Bersama: Pasangan perlu berkomitmen untuk tumbuh dan berkembang bersama dalam hubungan.
Memprioritaskan pertumbuhan pribadi dan hubungan secara kolektif dapat mengurangi kemungkinan terjadinya selingkuh.
Melalui pembelajaran, eksplorasi, dan mendukung tujuan dan impian pasangan, hubungan menjadi lebih kuat dan memuaskan. (Sumber: Aron, A., & Aron, E. N. (1997). Self-expansion motivation and including other in the self. In S. Duck (Ed.), Handbook of personal relationships: Theory, research, and interventions (2nd ed., pp. 251-270). Wiley.)
10. Membangun Komitmen yang Kokoh: Komitmen yang kuat dalam hubungan merupakan salah satu faktor utama dalam mencegah selingkuh.