Baca Juga: Achmad Albar: Legenda Musik Indonesia yang Abadi
Beberapa penggemar bahkan menyarankan untuk membuat film di mana keduanya menjadi jagoan, sebagai langkah untuk kemajuan seni tanah air.
Seperti diketahui dari komentar di Grup God Bless di Facebook, akun Facebook @Mawan Romas yang asal Lampung menulis komentar begini:
"Alasannya ternyata sangat sederhana, kenapa achmad albar selalu menolak ajakan rhoma irama untuk main film...achmad albar dan rhoma irama tidak pernah mencapai
kata sepakat siapa yg harus jadi tokoh protagonis (jagoan) dan siapa yg jadi pemeran
antagonis (penjahat)...
Baca Juga: Muchsin Alatas: Perjalanan Panjang dalam Seni dan Musik
Tak perlu waktu lama, pernyataan itu dikomentari akun Facebook @rinaayunda, "pasti bang iyek enggak mau jadi penjahat kalau bawa film sama bang haji rhoma karena kata bang iyek kalau peran dia penjahat udah pasti nanti bang iyek mati..... maka bang iyek enggak mau main film ama bang haji rhoma... hahahahaha."
Atas tanggapan tersebut akun @Mawan Romas pun membalas,
"Nah, itu dia...ternyata suatu persoalan yg sebelumnya kita nilai rumit dan ruwet, eh..ternyata akar permasalahannya dari hal2 yg bisa dianggap
lucu dan "naif" dan sedikit kekanak-kanakan...itulah yg dinamakan "romantisme" dalam dunia musik."
Sementara itu, facebook @Jerry Dong, menulis begini: "Waktu di podcast Rhoma Irama, Achmad Albar menolak main di film Rhoma karena ujung²nya pasti kalah digebugin
Rhoma, biar Ucok (Harahap) dan ikang (Fawzi) aja yg jadi korban, gw gak mau...
Rhoma cuma cengengesan aja dengar alasan mas Iyek."
Baca Juga: Ernie Djohan: Perjalanan Karier dan Kontribusi Sebagai Ikon Musik Indonesia
@CekfendiLenggangPalembang memberikan tanggapan begini: "Harusnya bikin film DUA JAGOAN ..DUA RAJA...jadi dua duanya bersatu tuk kemajuan seni tanah air."
Dibalik penolakan Achmad Albar untuk bermain film dengan Rhoma Irama ternyata ada perbedaan pandangan tentang peran dalam film tersebut.
Meskipun mungkin terdengar sepele, hal ini menunjukkan kompleksitas dinamika antara dua tokoh besar dalam dunia musik Indonesia. Mungkin suatu saat nanti, perbedaan ini dapat diselesaikan untuk kepentingan kemajuan seni tanah air.
Baca Juga: Masa Keemasan Musik Rock Indonesia pada Dekade 1970-an: Jejak Perjalanan Beberapa Band Eksentrik
Perbedaan pendapat dan beragam komentar ini ini memberikan gambaran yang menarik tentang hubungan antara dua tokoh legendaris dalam budaya populer Indonesia.
