Coldplay, Popularitas Mendongkrak Tiket Bertarif Selangit

photo author
DNU
- Sabtu, 13 Mei 2023 | 20:43 WIB
Poster konser Coldplay di Jakarta (ANTARA/instagram/pkentertainment.id)
Poster konser Coldplay di Jakarta (ANTARA/instagram/pkentertainment.id)

Ketikpos.com -- Identitas Coldplay sudah tak terbantahkan. Terlepas dari popularitas dan pengaruhnya, Coldplay telah mendapatkan reputasi sebagai ikon musik yang terpolarisasi.

Karenya, harga tiket pertunjukannya tak menjadi masalah meski selangit.

Para penggemar, akan menhejar tiket agar tak terlewat atraksinya di jakarta November mendatang.

Harga resmi dipatok Rp800.000 hingga Rp 11 juta. Kalau di luar itu, susah membahasnya.

Yang jelas, grup musik asal Inggris, Coldplay, memang akan unjuk gigi di Gelora Bung Karno (GBK) dalam rangkaian tur mereka pada November yang akan datang.

Hal yang kini ramai menjadi perhatian publik adalah mahalnya harga tiket konser tersebut. Dikabarkan harga tiket paling murah Rp 800 ribu. Ada 11 kategori dan yang paling mahal mencapai Rp 11 juta.

Seperti dilansir dari sinarharapan.co, TEM Entertainment bersama PK Entertainment pada Kamis secara resmi mengumumkan daftar harga tiket beserta layout panggung untuk konser Coldplay yang akan digelar pada 15 November 2023 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta.

Tiket mulai dijual secara eksklusif melalui laman website coldplayinjakarta.com. Untuk prajual khusus nasabah BCA, dibuka pada 17-18 May 2023 mulai pukul 10.00 WIB.

Sementara tiket untuk umum atau di luar nasabah BCA dibuka pada 19 May 2023 mulai pukul 10.00 WIB.

Sehjarah band ini, dibentuk tahun 1997. Saat ini beranggotakan Chris Martin sebagai vokalis, Jonny Buckland sebagai gitaris, Guy Berryman sebagai bassis, Will Champion sebagai drumer dan perkusionis, dan Phil Harvey sebagai pengarah kreatif.

Mereka awalnya sesama mahasiswa yang kuliah di University College London (UCL), kemudian membentuk grup yang awalnya Starfish.

Dikutip dari Wikipedia, Coldplay mulai menandatangani kontrak dengan Parlophone tahun 1999. Album debutnya, Parachutes (2000), memuat singel perdananya "Yellow" meraih Penghargaan Brit untuk Album Britania Raya Tahun Ini, Penghargaan Grammy untuk Album Alternatif Terbaik, dan nominasi Mercury Prize.

Album keduanya, A Rush of Blood to the Head (2002), memenangkan prestasi yang sama, berisi singel "Clocks" yang berhasil memenangkan Penghargaan Grammy untuk
Rekaman Terbaik Tahun Ini.


Album ketiganya, X&Y (2005), yang melengkapi "trilogi" mereka, serta album keempat, Viva la Vida or Death and All His Friends (2008), kedua-duanya dinominasikan di Penghargaan Grammy untuk Album Rock Terbaik, yang terakhir menang; keduanya menjadi album dengan penjualan terbaik pada masing-masing tahun, memuncaki tangga album di 30 negara.

Viva la Vida juga dinominasikan sebagai Album Terbaik Tahun Ini, dan trek judulnya menjadi singel pertama bagi grup musik Britania Raya yang secara simultan menduduki posisi pertama di Britania Raya dan Amerika Serikat sepanjang abad ke-21.

Coldplay kemudian mendiversifikasi suaranya selama 5 album studio berikutnya, yang terbaru adalah Music of the Spheres (2021). Setiap album memuat tema yang khas dan menambah gaya-gaya baru ke dalam repertoar aslinya, seperti electronica, ambien, pop, R&B, klasik, dan rock progresif.

Mereka dikenal karena penampilan panggungnya yang "euforis" dan "menghanyutkan", yang dianggap NME sebagai "sangat hidup dan paling masuk akal". Pada 2018, sebuah film dokumenter yang disutradarai Mat Whitecross dirilis di bioskop untuk memperingati ulang tahunnya yang ke-20.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: DNU

Sumber: sinarharapan.co

Tags

Rekomendasi

Terkini

X