Gunakan Wolbachia, Penyakit Demam Berdarah Lumpuh

photo author
- Minggu, 11 Juni 2023 | 06:44 WIB
Dinkes Kabupaten Bekasi Ajak Masyarakat Bersama-sama Memerangi Sarang Nyamuk Demi Mencegah Demam Berdarah Dengue atau DBD. (Ilustrasi/Pixabay )
Dinkes Kabupaten Bekasi Ajak Masyarakat Bersama-sama Memerangi Sarang Nyamuk Demi Mencegah Demam Berdarah Dengue atau DBD. (Ilustrasi/Pixabay )

 

KetikPos.com - Sekarang telah ditemukan untuk mengantisipasi penyakit deman berdarah akibat gigitan nyamuk melalui Wolbachia.

Untuk pelaksanaan sendiri Semarang menjadi kota pertama yang memulai implementasi inovasi penanggulangan penyakit dengue menggunakan teknologi wolbachia.

Usai Semarang akan diikuti oleh empat kabupaten/kota berikutnya yaitu Jakarta Barat, Bandung, Kupang, dan Bontang dalam mengantisipasi demam berdarah tersebut.

Sebenarnya Wolbachia adalah inovasi yang dapat melumpuhkan virus dengue dalam tubuh nyamuk aedes aegypti penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD), sehingga virus dengue tidak akan menular ke dalam tubuh manusia.

“Semarang sebenarnya berada di posisi tengah pada kasus DBD terbanyak, dari kelima kota tersebut. Walaupun di tengah-tengah, tapi (Semarang) lebih progresif. Jadi, kota ini menjadi kota pertama untuk implementasi pilot project wolbachia,” ungkap Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, saat menghadiri launching “Implementasi Pilot Project Wolbachia” di Semarang, pada 30 Mei 2023.

Untuk pencegahan DBD dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pemberian vaksin kepada masyarakat dan perkawinan nyamuk dengan teknologi wolbachia agar nyamuknya tidak dapat menyebarkan virus aedes aegypti.

“Masuknya virus demam berdarah dari nyamuk yang bernama aedes aegypti, yang harus dicari tahu bagaimana cara mecegahnya agar tidak di hanya fokus kepada pengobatannya, tapi dicoba dengan pecegahannya. Pencegahan ini ada dua cara, yaitu pertama dengan vaksinasi supaya saat di gigit kita kuat. Yang kedua, nyamuknya kita bikin mandul dengan wolbachia. Jadi pencegahannya itu dengan vaksinasi dan wolbachia. Wolbachia juga sudah dimulai pada 2011,” ujar Menteri Budi Gunadi Sadikin.

Efektivitas wolbachia yang diteliti sejak 2011 dilakukan oleh WMP di Yogyakarta dengan dukungan filantropi yayasan Tahija. Penelitian dilakukan melalui fase persiapan dan pelepasan aedes aegypti berwolbachia dalam skala terbatas (2011--2015).

Jika aedes aegypti jantan berwolbachia kawin dengan aedes aegypti betina maka virus dengue pada nyamuk betina akan terblok. Selain itu, jika yang berwolbachia itu nyamuk betina kawin dengan nyamuk jantan yang tidak berwolbachia maka seluruh telurnya akan mengandung wolbachia.

“Saya berharap, teman-teman mesti sabar, ini proses penyebaran nyamuknya enam bulan, karena mengawinkan nyamuk. Sekitar 2--4 bulan lagi mulai berdampak, diharapkan dalam satu tahun jumlah populasi nyamuk wolbachianya sudah sampai 80% dari populasi nyamuk aedes aegypti yang ada di Semarang. Teman-teman Semarang rajin berdoa biar nyamuknya cepat berganda dan bisa segera menyebarkan nyamuk-nyamuk wolbachia,” tambahnya.

Implementasi Pilot Project Wolbachia di Semarang mengusung tagline ‘Wingko Semarang’ yang berarti ‘Wolbachia Ing Kota Semarang’. Sementara itu, Kementerian Kesehatan RI mencatat, jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia sampai dengan minggu ke-39 tahun 2022 mencapai 94.355 kasus dengan prediksi terus meningkat.

Dalam data Kemenkes terkait penyebaran kasus DBD yang dihimpun sampai minggu ke-39 tahun 2022, incidence rate (IR) DBD dengue pada 2022 sudah mencapai 34,33 persen dengan case fatality rate (CFR) DBD 0,90 persen.

Virus dengue yang termasuk dalam kelompok arthropod borne virus (arbovirus) itu, terdiri atas empat serotype virus. Yakni, DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Di Indonesia, serotype paling mendominasi merupakan DEN-3 yang berkaitan dengan kasus demam berdarah berat dan paling luas distribusinya.

Rincian sebaran kasus DBD, terdapat di enam provinsi dengan kasus dengue tertinggi sampai dengan minggu ke-39, yakni Jawa Barat 27.657 kasus, Jawa Tengah 8.760 kasus, Jawa Timur 8.356 kasus, DKI Jakarta 5.632 kasus, Sumatra Utara 5.302 kasus, dan Kalimantan Timur 3.531 kasus.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ujang ( Ketik Pos )

Sumber: Indonesia Baik

Rekomendasi

Terkini

Peran Teknologi dalam Mengatasi Perubahan Iklim

Selasa, 18 Juli 2023 | 02:34 WIB
X