KetikPos.com -- Tersandung kasus dugaan korupsi, Karen Agustiawan menjadi sorotan banyak orang. Memiliki kekayaan mencapai Rp 33 M, kerugian negara akibat tindakannya mencapai Rp 21 trilyun.
Siapa Karen? Ayahnya ternyata pernah menjabat Presiden Biofarma.
Karen Agustiawan memiliki nama asli . Nama Agustiawan berasal dari nama suami, Herman Agustiawan.
Seperti apa sosok wanita yang ternyata nama aslinya Galaila Karen Kardinah ini? Kok namanya menjadi Karen Agustiawan, rupanya Agustiawan itu merupakan nama sang suami.
Wanita ini di Bandung, Jawa Barat, pada 19 Oktober 1958. Karen putri pasangan Sumiyatno dan R Asiah. Ayahnya merupakan delegasi pertama Indonesia untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Selain itu, presiden Biofarma pernah dijabat sang ayah.
Kuliah di jurusan Teknik Fisika, Institut Teknologi Bandung (ITB), Karen diwisuda 1983. Dia memulai kariernya sebagai analis dan programmer pemetaan sistem eksplorasi di Mobil Oil Indonesia dari 1984 hingga 1986.
Di perusahaan ini kariernya mulai berkembang. Dia dimutasi ke bagian seismic processor and quality controller. Dia terlibat dalam proyek seismik Rokan, Sumatera Utara, dan Madura selama setahun.
Prestasi kerjanya dinilai bagus, dia ditarik ke kantor pusat Mobil Oil di Dallas, Texas, Amerika Serikat. Dari 1989- 1992 ditempatkan menjadi seismic processor dan seismic interpreter untuk beberapa proyek di internasional.
Usai itu, Mobil Oil Indonesia memanggilnya dan dia dipromosikan menjadi pimpinan proyek eksplorasi yang menangani semua aplikasi studi geologi dan geofisika (G&G) dan infrastruktur. Itu pada kurun pada 1992-1993 dan 1994-1996.
Setelah itu, dua tahun berlalu dan Karen Agustiawan pun resign dari Mobil Oil dan bergabung di CGG Petrosystem Indonesia sebagai manajer produk G&G serta penerapan manajemen data.
Tak lama usai itu, Karen Agustiawan 1999 hingga 2000 kembali pindah kantor dan berlabuh di Landmark Concurrent Solusi Indonesia.
Jabatannya spesialis pengembangan pasar dan integrated information management dan business development manager untuk beberapa klien seperti ExxonMobil, Pertamina, BP Migas, dan Ditjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Dari Landmark, Karen Agustiawan lalu melompat lagi ke perusahaan konsultan migas Halliburton Indonesia sebagai commercial manager for consulting and project management pada 2002-2006.
Dari perusahaan swasta nasional maupun swasta asing, per Desember 2006, Karen Agustiawan diangkat sebagai Staf Ahli Direktur Utama bidang Hulu PT Pertamina (Persero). Selanjutnya, Karen Agustiawan menempati posisi mentereng sebagai Direktur Hulu PT Pertamina (Persero) pada Maret 2008 sampai 5 Februari 2009.