KetikPos.com - Penyakit TBC sekarang ini masih ada di Indonesia sehingga Kemenkes terus berupaya agar TB paru itu tidak ada lagi.
Sebagai Komitmen dalam mengakhiri Tuberkulosis (TBC) dibuktikan dengan dicapainya notifikasi kasus tertinggi dalam sejarah Indonesia.
Hal ini karena lebih dari 724.000 kasus TBC baru ditemukan pada 2022, naik dari 568.000 kasus sebelum pandemic.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan itu dalam Pertemuan PBB High Level Meeting on Fights against Tuberkulosis (HLMTB) di New York pada Jumat (22/9/2023) lalu.
“Ukuran sebenarnya dari kesuksesan kita adalah nyawa yang kita selamatkan. Keseriusan Indonesia untuk akhiri TBC dilakukan mulai dari menciptakan gerakan dilevel akar rumput hingga kerjasama di level Internasional,” kata Menkes Budi melalui keterangan resminya pada Minggu (24/9/2023).
Selain itu Indonesia mengeluarkan Peraturan Presiden tentang pengendalian TBC pada 2021, yang merupakan komitmen politik tertinggi untuk mengakhiri TBC. Dan melakukan koordinasi dan sinkronisasi antar 15 kementerian yang berbeda.
Menkes Budi mengatakan Indonesia juga berkolaborasi dengan masyarakat dan kader Kesehatan. Selain itu melakukan investigasi kontak pada 300 ribu populasi berisiko tinggi dan membentuk Pasukan TBC untuk memantau pasien yang mangkir.
Indonesia mendorong inovasi dalam diagnostik TBC, meningkatkan surveilans TBC, serta menggunakan tiga jenis diagnostik berbasis PCR dengan memanfaatkan lebih dari 1.000 laboratorium BSL-2 yang sebelumnya didedikasikan untuk COVID-19.
Menkes Budi menjelaskan Indonesia juga menjadi salah satu negara pertama di Asia yang menerapkan pengobatan BPaL dan BPaLM untuk TBC yang resisten terhadap obat secara nasional.
“Sehingga secara signifikan dapat mengurangi durasi pengobatan, dan meningkatkan hasil pengobatan pada pasien yang resisten terhadap obat,” kata Menkes Budi.
Lanjutnya, Indonesia juga secara aktif berkontribusi pada tiga uji klinis vaksin baru TBC. Bersama Bill & Melinda Gates Foundation dan GlaxoSmithKline untuk uji klinis fase tiga vaksin protein rekombinan.
Kedua bersama BioNTech dan Biofarma untuk uji klinis fase satu vaksin mRNA dan ketiga bersama CanSinoBio dan Ethane: untuk uji klinis fase satu vaksin berbasis virus-vektor.
Indonesia bersama Nigeria, Filipina, dan Polandia menginisiasi terbentuknya aliansi negara yang memperjuangkan investasi global untuk inovasi agar dapat menemukan alat yang lebih efektif, setara dan terjangkau dengan teknologi terbarukan.
Indonesia bersama Brazil juga duduk sebagai Co Chair pada Dewan Akselerator Vaksin TBC WHO. Selain itu Indonesia juga bekerja sama dengan Komunitas TB global di 11 negara untuk berpartisipasi dalam Koalisi Pemimpin untuk mengakhiri TBC.