KetikPos.com -- Desa Kade Gadang di Kecamatan Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, merasakan atmosfer yang berbeda hari ini.
Yayasan Maju Tapian Nauli (Matauli) menggelar acara pencanangan pembangunan kampus Sekolah Tinggi Agama Islam Barus (STAIB), sebuah inisiatif visioner yang diharapkan dapat membawa perubahan besar dan signifikan bagi kawasan ini.
Penandatanganan Prasasti yang Bersejarah
Dalam acara yang penuh khidmat ini, penandatanganan prasasti dilakukan oleh Ketua Pembina Yayasan Matauli, Akbar Tandjung, bersama Pj Bupati Tapanuli Tengah, Sugeng Riyanta, disaksikan oleh Ketua Umum Yayasan Matauli, Fitri Krisnawati Tandjung.
Momen ini menandai titik awal dari sebuah perjalanan panjang dan penuh harapan untuk STAIB.
Lokasi Strategis yang Sarat Akan Sejarah
Kampus STAIB akan dibangun di lokasi yang sangat strategis, hanya 800 meter dari Tugu Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara, yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 24 Maret 2017.
Lahan seluas 3,2 hektar yang telah bersertifikat dari BPN, akan menjadi tempat berdirinya kampus ini, menjadikannya simbol kebangkitan baru di Barus.
Komitmen Melahirkan Generasi Emas
Ketua Umum Yayasan Matauli, Fitri Krisnawati Tandjung, menjelaskan bahwa STAIB didirikan pada tahun 2022 berdasarkan SK Menteri Agama RI Nomor: 1114/2022.
Dengan dua program studi yang ditawarkan, yaitu Sejarah Peradaban Islam (SPI) dan Studi Agama-Agama (SAA), STAIB saat ini menampung 49 mahasiswa yang semuanya menerima beasiswa penuh dari yayasan.
"Kami menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan penuh dukungan, dengan menyediakan asrama bagi seluruh mahasiswa," ujar Fitri Krisnawati dalam sambutannya, mencerminkan dedikasi yayasan terhadap pendidikan berkualitas.
Reputasi Barus yang Terus Meningkat
Pj Bupati Tapanuli Tengah, Sugeng Riyanta, menyatakan bahwa berdirinya STAIB adalah bagian penting dari upaya kolektif untuk menjadikan Barus sebagai pusat unggulan dalam bidang pendidikan, khususnya sejarah peradaban Islam dan studi agama-agama.