Pertukaran Budaya, Pj Wali Kota Palembang Berikan Miniatur Ampera, Wali Kota Banjarmasin Serahkan Parang Lais

photo author
DNU
- Jumat, 20 September 2024 | 04:49 WIB
Dalam suasana hangat penuh kebersamaan, Pj Wali Kota Palembang, Ucok Abdulrauf Damenta, dan Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina, melakukan pertukaran cendera mata yang sarat makna budaya pada acara bergengsi Malam Anugerah Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) Award, Kamis malam (19/9/2024). (Dok)
Dalam suasana hangat penuh kebersamaan, Pj Wali Kota Palembang, Ucok Abdulrauf Damenta, dan Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina, melakukan pertukaran cendera mata yang sarat makna budaya pada acara bergengsi Malam Anugerah Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) Award, Kamis malam (19/9/2024). (Dok)

 

KetikPos.com --Dalam suasana hangat penuh kebersamaan, Pj Wali Kota Palembang, Ucok Abdulrauf Damenta, dan Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina, melakukan pertukaran cendera mata yang sarat makna budaya pada acara bergengsi Malam Anugerah Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) Award, Kamis malam (19/9/2024).

Bertempat di Ballroom Calamus, Hotel Rattan, Banjarmasin, acara tersebut menjadi panggung penghargaan bagi kota-kota pusaka Indonesia.

Pj Wali Kota Palembang yang hadir didampingi istrinya, Irma Habie Ucok, mempersembahkan miniatur Jembatan Ampera—ikon kebanggaan Palembang yang megah dan melambangkan sejarah serta kekuatan ibu kota Sumatera Selatan ini.

Jembatan Ampera telah menjadi simbol kuat yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini, menjadikannya sebagai cendera mata penuh filosofi.

Sebagai balasannya, Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina, menyerahkan Parang Lais—senjata tradisional khas masyarakat Banjarmasin yang menyimbolkan keberanian dan ketangguhan.

Parang Lais dikenal sebagai alat multifungsi yang mencerminkan kearifan lokal serta keteguhan masyarakat Banjar.

Setelah prosesi pertukaran tersebut, kedua pemimpin bersama rombongan menghadiri malam puncak penganugerahan JKPI Award.

Pertukaran cendera mata ini tidak hanya memperlihatkan hubungan erat antara dua kota, tetapi juga memperkaya ikatan budaya yang berakar pada kekayaan warisan lokal masing-masing.

Acara ini menjadi simbol harmoni budaya yang terus dirawat di antara kota-kota pusaka di Indonesia.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: DNU

Tags

Rekomendasi

Terkini

X