KetikPos.com -- Proyek percontohan pendanaan dari Millenium Challenge Account (MCA) yang menjadikan Kota Palembang sebagai salah satu dari lima kota di Indonesia yang terpilih, memberikan angin segar bagi pengembangan infrastruktur strategis dan pemberdayaan UMKM di kota tersebut.
Dengan total hibah mencapai Rp 2 triliun, dana ini akan diarahkan pada transformasi kawasan Stasiun Light Rail Transit (LRT) Ampera menjadi pusat aktivitas yang lebih modern, terintegrasi, dan menarik bagi wisatawan maupun pelaku usaha.
Penjabat Wali Kota Palembang, Abdul Rauf Damenta, menyatakan bahwa Pemkot Palembang telah memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah Amerika Serikat, salah satunya dengan mengajukan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR) ke pemerintah pusat.
Baca Juga: Sejarah LRT: Evolusi Transportasi Modern dari Trem ke Sistem Urban Canggih
Hal ini menjadi langkah penting untuk memastikan bahwa pengembangan ruang kota selaras antara pemerintah kota dan provinsi. Damenta menegaskan, meskipun tantangan penataan ruang sering kali rumit, Palembang beruntung tidak menghadapi kendala berarti.
Fokus utama pengembangan ini adalah kawasan sekitar Stasiun LRT Ampera, yang dinilai belum optimal dalam hal integrasi dengan moda transportasi lain seperti angkutan kota (angkot), perahu sungai, dan Transmusi.
Selain itu, fasilitas pendukung seperti trotoar dan area pemberhentian kendaraan umum masih kurang memadai. Dengan pengembangan ini, diharapkan kawasan Stasiun LRT Ampera akan menjadi lebih ramah terhadap pejalan kaki dan lebih mudah diakses oleh berbagai moda transportasi, menciptakan sirkulasi kendaraan yang lebih aman dan efisien.
Damenta optimis, dengan pengembangan kawasan ini, Stasiun LRT Ampera dapat menjadi "etalase kota" yang menghubungkan wisatawan dengan berbagai destinasi wisata di sekitarnya, seperti ikon Jembatan Ampera.
"Tidak hanya sekadar perbaikan fisik, proyek ini juga bertujuan meningkatkan estetika dan keamanan kawasan yang selama ini dianggap kurang menarik oleh pengunjung," ujar A Darmenta usai melakukan paparan rencana permohonan KKPR dengan Dirjen Tata Ruang Kementerian ATR BPR RI Dwi Hariyawan, Kamis (10/10/2024).
Salah satu sorotan utama adalah desain yang lebih menarik serta perbaikan fasilitas parkir dan keamanan, yang akan mendukung citra Palembang sebagai destinasi wisata dan pusat perdagangan.
Proyek ini direncanakan mencakup pengembangan Transit Oriented Development (TOD), dengan rencana pembangunan hotel, pusat ritel, dan area UMKM di sekitar stasiun.
Dari total hibah Rp 2 triliun, sekitar Rp 1,5 triliun akan dialokasikan untuk pengembangan infrastruktur stasiun LRT, sementara sisanya akan difokuskan pada pembangunan fasilitas retail dan UMKM seluas 7203 meter persegi yang mencakup tiga lantai.
Sedangkan bangunan hotel dan ritel akan menempati area seluas 15.938 meter persegi dengan delapan hingga lima belas lantai.