KPID Sumsel Bahas Masa Depan Siaran TV dan Radio di Era Digital

photo author
DNU
- Kamis, 21 November 2024 | 04:48 WIB
Kontribusi Lembaga Penyiaran TV dan Radio terhadap Peningkatan Siaran Informasi, Pendidikan, dan Hiburan di Sumatera Selatan.” (dok)
Kontribusi Lembaga Penyiaran TV dan Radio terhadap Peningkatan Siaran Informasi, Pendidikan, dan Hiburan di Sumatera Selatan.” (dok)

KetikPos.com -– Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sumatera Selatan menggelar evaluasi monitoring isi siaran tahun 2024 dengan tema “Kontribusi Lembaga Penyiaran TV dan Radio terhadap Peningkatan Siaran Informasi, Pendidikan, dan Hiburan di Sumatera Selatan.”

Acara yang berlangsung di Kantor KPID Sumsel, Jalan Merdeka, Palembang ini menghadirkan sejumlah poin penting tentang masa depan media penyiaran di tengah derasnya arus digitalisasi.

Era Digital: Radio Kian Sepi, Media Sosial Menggeliat
Ketua KPID Sumsel, Herfriady, MA, mengungkapkan bahwa media sosial kini menjadi tantangan besar bagi media tradisional.

“Generasi muda sekarang lebih mengenal TikTok dan Instagram dibanding radio atau televisi. Namun, media sosial belum memiliki pengakuan resmi sebagai platform penyiaran,” ujarnya.

Ia juga menyoroti penurunan jumlah radio aktif di Sumatera Selatan. Dari 15 stasiun radio, hanya 12 yang masih beroperasi.

“Beberapa radio terpaksa berhenti karena masalah pemancar rusak atau biaya operasional tinggi,” tambahnya.

Siaran Lokal: Penting, tapi Terabaikan
Monitoring KPID menunjukkan bahwa beberapa lembaga penyiaran tidak memaksimalkan siaran lokal. Jam tayang sering dipasang di waktu yang tidak strategis. Padahal, siaran lokal penting untuk mendukung pendidikan dan pelestarian budaya.

Novarizal, Komisioner KPID, menambahkan, “Di desa, radio dangdut masih jadi favorit, tapi di kota, audiens lebih memilih musik modern. Radio perlu inovasi agar relevan dengan kebutuhan semua kalangan.”

Tantangan Digitalisasi: Siap, tapi Belum Jalan
Transisi siaran digital juga menjadi isu utama. Meski perangkat digital sudah tersedia di pasaran, implementasi di Sumsel masih tertunda. Herfriady berharap lembaga penyiaran segera bersiap untuk beradaptasi.

“Perlu strategi agar lembaga penyiaran tetap menjadi pilar informasi, khususnya dalam konteks Pilkada mendatang. Siaran harus tetap objektif dan mendidik,” tegasnya.

Solusi: Kolaborasi untuk Masa Depan
KPID Sumsel mengajak pemerintah, budayawan, dan masyarakat untuk memberikan masukan demi keberlanjutan media penyiaran.

Mereka juga berkomitmen membantu pengurusan izin dan mendukung lembaga penyiaran yang ingin bangkit dari kendala operasional.

Peluang: Era digital membawa tantangan besar bagi lembaga penyiaran tradisional.

Namun, dengan kolaborasi dan inovasi, media seperti radio dan televisi masih punya peluang untuk menjadi bagian penting dalam pembangunan informasi, pendidikan, dan hiburan di Sumatera Selatan.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: DNU

Tags

Rekomendasi

Terkini

X