KetikPos.com - Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkuat kolaborasi dalam sistem peringatan dini guna menghadapi ancaman cuaca ekstrem yang kian meningkat. Pertemuan strategis yang berlangsung di kantor Kemkomdigi, Jakarta, Rabu (5/3/2025), menghasilkan berbagai langkah konkret untuk memastikan informasi kebencanaan dapat diterima masyarakat secara cepat, akurat, dan luas.
Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, mengungkapkan bahwa kolaborasi ini adalah respons atas tren meningkatnya bencana alam sejak awal tahun 2025. “Koordinasi Kemkomdigi dan BMKG sudah lama berjalan, namun dengan intensitas cuaca ekstrem yang makin tinggi, sistem komunikasi publik harus lebih optimal. Setiap warga harus mendapatkan peringatan dini tanpa hambatan,” tegas Meutya.
Salah satu inovasi yang diperkuat adalah penyebaran informasi peringatan dini melalui berbagai platform komunikasi. Selain SMS Blast yang telah ada sejak 2016, kini peringatan bencana juga tampil di siaran televisi digital. Kemkomdigi menggandeng sejumlah penyelenggara multipleksing seperti TVRI, Transmedia, Metro TV, MNC, SCM, Viva, NTV, dan RTV untuk menampilkan peringatan langsung di layar kaca. Langkah ini diyakini mampu menjangkau masyarakat lebih luas, termasuk mereka yang tinggal di wilayah rawan bencana.
“Kami mengapresiasi Kemkomdigi atas dukungannya dalam memperluas infrastruktur komunikasi kebencanaan, terutama di daerah terpencil,” kata Plt. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati. Ia optimistis, dengan semakin luasnya jaringan komunikasi, masyarakat di berbagai pelosok bisa segera mendapatkan informasi vital terkait bencana.
Dwikorita juga menyampaikan bahwa data BMKG menunjukkan lonjakan signifikan kejadian cuaca ekstrem dalam dua bulan pertama tahun ini. Tercatat, jumlah gempa bumi melonjak dari 11 kejadian pada Januari menjadi 25 kejadian pada Februari 2025. Tak hanya itu, banjir besar yang melanda Jabodetabek pada 4 Maret 2025 menjadi bukti bahwa peringatan dini yang cepat sangat penting untuk meminimalkan dampak bencana.
Menkomdigi Meutya Hafid menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen meningkatkan kecepatan dan jangkauan penyebaran informasi kebencanaan. “Komunikasi publik adalah kunci menyelamatkan nyawa. Karena itu, kami akan terus memperkuat sistem Early Warning agar masyarakat bisa lebih siap menghadapi bencana,” pungkasnya.
Langkah ini diharapkan menjadi tameng utama dalam menghadapi ancaman perubahan iklim dan cuaca ekstrem, demi keselamatan seluruh masyarakat Indonesia.(***)