KetikPos.com– Suasana aula pelatihan di Palembang mendadak semarak oleh hentakan kaki dan gerakan tangan para siswa yang menari dengan semangat.
Hari ketiga Sepekan Workshop persembahan Yayasan Dinda Bestari menghadirkan sesuatu yang istimewa: Tari Penguton, tarian penyambutan tamu yang menjadi kebanggaan masyarakat Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan.
Bukan sekadar gerakan estetis, Tari Penguton adalah simbol peradaban tinggi dan penghormatan masyarakat OKI terhadap tamu. Tarian ini sarat makna dan keindahan, serta telah diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh Kemendikbudristek sejak 2017.
“Ini bukan sekadar tari sambutan. Ini adalah bahasa halus leluhur kita dalam menyambut dengan hormat dan kehangatan. Tari ini wajib diketahui anak-anak muda kita, agar nilai-nilai itu terus hidup,” ujar Nurdin, pendiri Yayasan Dinda Bestari, dengan mata berbinar.
Sebanyak 140 siswa/i dari SD, SMP/MTs hingga SMA/SMK/MA se-Kota Palembang tampak antusias mengikuti setiap gerakan yang diajarkan oleh dua narasumber berpengalaman: Kumala Sakti, S.Pd. dan Emy Admala Yuliarti, S.Pd.. Aula seolah berubah menjadi panggung budaya yang hidup.
“Kami merasa terhormat dilibatkan. Tari Penguton adalah napas dari peradaban lokal. Mengajarkannya pada anak-anak adalah investasi untuk masa depan budaya kita,” ujar Kumala Sakti.
Salah satu peserta, Innayah dari SD Negeri 109 Palembang, terlihat begitu antusias. “Aku baru tahu Sumsel punya tari sekeren ini! Gerakannya cantik, maknanya dalam. Aku jadi bangga sama budaya kita,” tuturnya polos tapi penuh semangat.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Dana Indonesiana, hasil kolaborasi LPDP dan Kementerian Kebudayaan RI, dan didukung pula oleh berbagai lembaga kebudayaan seperti Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VI, Disbudpar Sumsel, Dinas Pendidikan Kota Palembang, Dewan Kesenian, FKIP PGRI, hingga Komunitas Budaya Batanghari Sembilan (Kobar 9).
Selama empat hari, Sepekan Workshop mengangkat berbagai seni tradisi Sumatera Selatan:
Hari pertama: Tari Pendet
Hari kedua: Teater Tradisional Dulmuluk
Hari ketiga: Tari Penguton
Hari keempat: Tari Tradisi Rodat Palembang
“Kami ingin memperkenalkan pada Gen Z bahwa seni tradisi kita itu tidak kalah indah dari negara mana pun. Bahkan, bisa jadi lebih kuat karena lahir dari jiwa dan sejarah kita sendiri,” tutup Nurdin penuh harap.