Ketikpos.com – Aksi demonstrasi mahasiswa di depan Gedung DPR pada Selasa (26/8/2025) berakhir ricuh. Bentrokan antara aparat kepolisian dan massa mahasiswa tidak terelakkan setelah orasi berlangsung sejak siang hingga petang.
Situasi semakin panas ketika gas air mata, bom molotov, hingga aksi saling dorong berubah menjadi kerusuhan massal yang mencekam.
Awalnya, aksi berjalan damai. Ribuan mahasiswa dari berbagai kampus di Jakarta dan sekitarnya mendatangi Kompleks Parlemen Senayan untuk menyuarakan kekecewaan terhadap DPR yang dianggap gagal mengawal aspirasi rakyat. Spanduk besar bertuliskan “DPR Mandul, Rakyat Terlindas” membentang di depan gerbang utama, menjadi latar belakang orasi-orasi berapi-api yang menuntut perubahan.
Pukul 16.00 WIB, situasi mulai memanas. Polisi menembakkan gas air mata ke arah massa setelah sebagian mahasiswa melemparkan botol dan batu ke barikade aparat. Beberapa kelompok yang lebih nekat bahkan menyulut bom molotov, melemparkannya ke arah pagar dan kendaraan taktis. Ledakan kecil terdengar di beberapa titik, asap mengepul, dan jeritan mahasiswa bercampur dengan teriakan aparat yang mencoba menghalau massa.
KORBAN & DAMPAK: DUKA MENDALAM DI TENGAH MEDAN PERANG
Puluhan mahasiswa dilaporkan mengalami luka-luka akibat gas air mata, pukulan, dan terkena lemparan benda keras. Dari pihak kepolisian, sejumlah anggota juga terluka karena terkena lemparan batu dan molotov. Namun, tragedi paling memilukan adalah tewasnya seorang pengemudi ojek online bernama Andi Prasetyo (34) yang sejatinya tidak ikut serta dalam aksi. Ia meninggal dunia setelah terlindas kendaraan Baracuda saat panik di tengah kerumunan. Kehilangan nyawa ini menjadi simbol betapa rentannya warga sipil ketika demokrasi berubah menjadi benturan brutal.
Tuntutan yang Membara: Aksi ini merupakan kelanjutan dari gelombang protes mahasiswa yang menuntut pembatalan sejumlah rancangan undang-undang kontroversial serta desakan agar DPR lebih berpihak pada rakyat. “Kami sudah muak. DPR hanya sibuk mengurus kepentingan elit, bukan rakyat! Kalau mereka tuli, kami akan terus turun!” teriak Raka, salah satu koordinator lapangan.
Di sisi lain, kepolisian berdalih tindakan represif dilakukan karena massa dianggap sudah anarkis dan membahayakan. “Kami sudah berupaya persuasif, tapi massa melempari dan membakar fasilitas. Tindakan tegas harus dilakukan,” ujar Kombes Pol. Suryo Wibowo, Kabid Humas Polda Metro Jaya.
Kericuhan ini meninggalkan luka mendalam. Bukan hanya korban luka dari kedua belah pihak, tapi juga hilangnya nyawa seorang pengemudi ojol yang sejatinya hanya mencari nafkah. Hingga berita ini diturunkan, kericuhan masih berlangsung. Ratusan aparat tetap berjaga di lokasi, sementara mahasiswa berjanji akan kembali melanjutkan aksi esok hari.
TIMELINE KRONOLOGI RICUH DPR (26 Agustus 2025)
• 12.00 WIB – Ribuan mahasiswa mulai berdatangan ke depan Gedung DPR, orasi dan spanduk terbentang.
• 14.00 WIB – Aksi masih damai, mahasiswa bergantian berorasi, jalanan mulai padat.
• 16.00 WIB – Ketegangan meningkat, lemparan botol dan batu terjadi, polisi menembakkan gas air mata.
• 17.00 WIB – Ledakan bom molotov terdengar, pagar kawat berduri terbakar. Massa semakin beringas.
• 18.30 WIB – TRAGEDI: Pengemudi ojol bernama Andi Prasetyo (34) tewas terlindas Baracuda saat panik di tengah kerumunan.
• 19.00 WIB – Massa semakin beringas, polisi menembakkan gas air mata bertubi-tubi, sejumlah mahasiswa dan aparat luka-luka.
• 20.00 WIB – Situasi Senayan berubah menjadi “zona pertempuran”: batu berserakan, kaca pecah, kendaraan terbakar.
• Hingga berita ini diturunkan – Kericuhan masih berlangsung, aparat terus berjaga, mahasiswa berjanji melanjutkan aksi esok hari.
(as)
#DemoDPR #RicuhSenayan #OjolTewas #MahasiswaMelawan #ReformasiDikorupsi