Rano Karno Minta Nadiem Makarim Harus Berani Mengevaluasi Soal PPDB

photo author
- Jumat, 21 Juli 2023 | 08:16 WIB
Anggota Komisi X DPR RI Rano Karno minta Kemenparekraf sikapi adanya wisatawan asing berbuat nakal di daerah pariwisata Bali (SultraNetwork.com/dpr.go.id)
Anggota Komisi X DPR RI Rano Karno minta Kemenparekraf sikapi adanya wisatawan asing berbuat nakal di daerah pariwisata Bali (SultraNetwork.com/dpr.go.id)

KetikPos.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dinilai tidak ada solusi yang komprehensif dalam menangani masalah Peraturan Menteri terkait Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) setiap tahun ajaran baru.

Hal tersebut dinyatakan Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI, Rano Karno. Untuk itu, dirinya meminta Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi harus berani mengevaluasi  soal PPDB tersebut. 

“Semestinya dari tahun ke tahun itu harus ada evaluasi. Jangan sungkan mengubah peraturan ini, kalau memang ini enggak berjalan,” Kata Rano yang juga sebagai Anggota Komisi 10 DPR RI mitra kerja Kemdikbudristek seperti dilansir pada Gesuri.id, pada Jumat (21/07/23).

Dikatakan Rano Karno, bahwa PPDB dengan seleksi zonasi sudah tujuh tahun diterapkan. Semula sistem ini dirancang dengan baik, tetapi pada implementasinya pemerintah pusat dan daerah belum siap, sehingga timbul berbagai permasalahan. 

"Apabila dikaji lebih jauh, ketidaksiapan pelaksanaan PPDB didasari beberapa hal, diataranya; ketersediaan sekolah negeri di setiap daerah belum merata, sistem zonasi dapat diterapkan apabila secara geosparsial tiap wilayah dapat terjangkau oleh Sekolah Negeri,"ungkap Rano Karno.

Dirinya mencontohkan masih ada di Kabupaten Tangerang, di salah satu kecamatan yang tidak memiliki SMA dan SMK Negeri. Apabila mereka ingin di sekolah Negeri, maka harus pindah ke kecamatan lain, dengan skema zonasi ini sudah dipastikan sulit bagi mereka untuk diterima di sekolah yang dituju.

“Bagaimana sebuah sistem mau ideal, kalau penunjangnya tidak siap. Ini kan harus ditambah dulu jumlah sekolahnya,” ujarnya. 

Rano Karno menyebut masalah lain adalah kualitas pendidikan yang belum merata pada sekolah negeri. Ini yang menjadi celah untuk berlaku curang demi masuk sekolah favorit. 

“Pada dasarnya, setiap orang ingin masuk ke sekolah yang terbaik. Artinya sekolah favorit itu harus ditambah,” kata Rano Karno. 

Rano menambahkan Kemdikbudristek punya instrumen Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dapat digunakan sebagai perbaikan kualitas pendidikan. 

Dia menambahkan sekolah yang memiliki AKM rendah, akan adanya intervensi dari pusat berupa peningkatan infrastruktur dan kompetensi tenaga pendidik. Namun, hal yang tidak kalah penting yaitu kesiapan infrastruktur jaringan internet di tiap daerah. 

“Tidak usah jauh-jauh, di Banten saja, masih ada daerah yang blank spot. Bagaimana sekolah atau keluarga mau menginput data. Jangankah server, jaringan saja masih up and down,” kata dia. 

Rano Karno melalui Komisi 10 DPR RI terus mendorong Nadiem Makarim untuk segera melakukan pembenahan ini secara menyeluruh, supaya tidak menjadi polemik setiap tahunnya. (***)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Yanti

Sumber: gesuri.id

Tags

Rekomendasi

Terkini

X