KetikPos.com - Pemerintah Indonesia dengan penuh komitmen menargetkan eliminasi malaria secara nasional pada tahun 2030. Malaria, penyakit menular yang telah lama menjadi ancaman kesehatan, kini tengah dikejar untuk dihilangkan dari seluruh wilayah Nusantara.
Dalam upaya ambisius ini, berbagai strategi dan langkah konkret telah direncanakan dan diimplementasikan, melibatkan berbagai elemen masyarakat dan instansi terkait.
Penurunan kasus malaria di Indonesia dalam setahun terakhir menjadi bukti awal keberhasilan dari langkah-langkah tersebut. Kementerian Kesehatan RI melaporkan bahwa jumlah kasus malaria turun menjadi 418.546 pada tahun 2023, dibandingkan dengan 443.530 kasus pada tahun 2022.
Meskipun begitu, Indonesia masih menempati posisi kedua tertinggi di Asia setelah India, dengan total 249 juta kasus malaria di seluruh dunia berdasarkan data World Malaria Report 2023.
Strategi Komprehensif untuk Eliminasi Malaria
Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Hartono, mengungkapkan bahwa pemerintah telah menerapkan lima strategi utama untuk mencapai eliminasi malaria.
Pertama, kebijakan yang komprehensif mencakup peningkatan deteksi dini, penemuan kasus, dan diagnostik yang lebih efektif. Kedua, peningkatan surveilans untuk memantau dan merespons penyebaran penyakit secara real-time. Ketiga, pemberian pengobatan yang tepat dan cepat untuk pasien malaria. Keempat, pengendalian faktor risiko seperti pengelolaan lingkungan dan penggunaan kelambu berinsektisida.
Terakhir, pemberdayaan peran swasta dan masyarakat untuk mendukung program-program kesehatan.
“Upaya ini dilakukan untuk memperkuat komitmen kita dan mewujudkan Indonesia bebas malaria tahun 2030. Hanya tinggal enam tahun lagi waktu yang kita miliki,” ujar Wamenkes Dante pada puncak peringatan Hari Malaria Sedunia di Jakarta, Senin (24/6/2024).
Capaian dan Penghargaan
Hingga tahun 2023, sebanyak 389 kabupaten/kota di Indonesia telah mencapai tahap pemeliharaan atau bebas malaria, mendekati target 408 kabupaten/kota pada tahun 2024 sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
Pada kesempatan yang sama, Kemenkes RI memberikan sertifikat eliminasi malaria kepada 17 kabupaten/kota sebagai bentuk penghargaan atas kerja keras mereka dalam menanggulangi malaria.
Kabupaten dan kota tersebut antara lain Nias, Gunung Sitoli, Indragiri Hulu, Bengkulu Tengah, Lahat, Muara Enim, Bandar Lampung, Lingga, Sabu Raijua, Belu, Bengkayang, Kayong Utara, Melawi, Parigi Moutong, Poso, Pegunungan Arfak, dan Tebo.
Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes, Imran Pambudi, keberhasilan ini diukur berdasarkan beberapa indikator, termasuk Annual Parasite Incidence (API) kurang dari 1 per 1.000 penduduk, positivity rate kurang dari 5 persen, dan tidak adanya kasus indigenous yang harus dipertahankan selama tiga tahun berturut-turut.