Tidak hanya sekadar peluncuran buku, acara ini juga dimeriahkan dengan penampilan musik dari grup Hutan Tropis yang menyuguhkan musik etnik yang memukau, serta penampilan Tembang Sedasir yang menyanyikan lagu-lagu bernuansa sejarah.
Puncak acara ditandai dengan pemutaran video bertajuk “Gajah Palembang,” yang membawa para hadirin pada perjalanan visual yang mendalam ke dalam sejarah dan kehidupan gajah di Palembang.
Refleksi Sultan Mahmud Badaruddin IV
Dalam pidatonya, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV RM Fauwaz Diradja SH MKn menyampaikan pandangannya bahwa buku ini adalah upaya penting untuk mengingatkan kembali masyarakat akan warisan berharga mereka.
"Buku ini mengisahkan kembali sejarah gajah Palembang, yang menjadi bagian integral dari identitas kita. Saya yakin, melalui buku ini, kita semua bisa lebih memahami asal-usul gajah di daerah kita dan langkah-langkah apa yang harus kita ambil untuk melestarikannya ke depan," ucapnya dengan penuh harapan.
Dengan peluncuran buku ini, Pusat Kajian Sejarah Sumatera Selatan (Puskass) berharap dapat menyebarkan pengetahuan dan membangun kesadaran lebih luas tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara manusia dan alam, serta mengurangi konflik yang merugikan antara manusia dan satwa liar, khususnya gajah di wilayah Palembang.