Presiden Prabowo juga mengumumkan ST Burhanuddin melanjutkan jabatan sebagai Jaksa Agung. Burhanuddin menjabat sejak 2019 pada periode kedua Jokowi.
Kariernya di kejaksaan sudah panjang, sejak 1989. Namun, penunjukan dirinya sempat dikritik karena disebut dekat dengan PDIP, mengingat ia adalah adik dari tokoh PDIP Tubagus Hasanudin.
5. Erick Thohir
Refly Harun juga menilai Erick Thohir adalah sosok yang dititipkan Jokowi dalam pemerintahan Prabowo - Gibran.
Erick dikenal dekat dengan Jokowi sejak sebelum masuk pemerintahan. Ia berjasa besar dalam pemenangan Jokowi–Ma’ruf Amin di Pilpres 2019 sebagai Ketua TKN. Setelah menjadi menteri, Erick dianggap mampu menyelesaikan berbagai penugasan dari Jokowi, sehingga wajar bila ia dipercaya kembali di era Prabowo.
6. Budi Arie Setiadi
Nama lain adalah Budi Arie Setiadi. Pada akhir Januari, Menteri Koperasi ini diketahui bersilaturahmi secara tertutup ke rumah Jokowi di Solo. Pertemuan tersebut memunculkan spekulasi bahwa loyalitas Budi Arie lebih kuat kepada Jokowi dibandingkan kepada Prabowo.
Budi Arie juga dikenal sebagai Ketua Umum Projo, salah satu organ relawan Jokowi. Selama menjabat sebagai Menkominfo, ia juga kerap menuai kontroversi, termasuk disebut terkait dengan kasus judi online yang menyeret orang-orang di kementeriannya.
7. Sakti Wahyu Trenggono
Menteri Kelautan dan Perikanan ini juga dianggap masih lebih dekat dengan Jokowi. Trenggono disebut sempat melawan perintah Prabowo terkait pencabutan pagar laut bermasalah.
Kedekatannya dengan Jokowi sudah lama, karena ia dua kali menjadi bendahara tim kampanye Jokowi di Pilpres.
Mengapa Mereka Masih Bertahan?
Banyak yang bertanya, jika para menteri titipan Jokowi ini bermasalah, mengapa mereka masih duduk manis di kabinet Prabowo?
Ada beberapa alasan:
1. Transisi kekuasaan. Prabowo dinilai ingin menjaga kelancaran transisi agar tidak menimbulkan gejolak.
2. Stabilitas politik. Kehadiran orang-orang lama dianggap bisa meredam konflik dengan kelompok yang sebelumnya berada di lingkaran Jokowi.
3. Keberlanjutan kebijakan. Beberapa menteri lama dianggap sudah memahami program besar, sehingga transisi bisa lebih mulus.
Namun, kritik juga muncul karena kabinet Prabowo justru dinilai masih berada dalam bayang-bayang Jokowi, bukan menghadirkan perubahan nyata.