nasional

H Kurnati Abdullah, Wartawan 5 Zaman di Sumsel Mengawali Karier sebagai Tukang Lipat Koran

DNU
Rabu, 14 Juni 2023 | 08:23 WIB
H Kurnati Abdullah, wartawan 5 zaman memulai karier sebagai tukang lipat koran hingga kantongi press card number one (dok)

Pengalaman di Sriwijaya Post cukup banyak untuk mematangkan diri sebagai wartawan profesional. Dari mesin tik beralih ke komputer. Berbagai liputan mulai dari krminal pembunuhan Masnah di Studio Radio Elektron, pengadilan, politik, pendidikan, dan akhirnya berlabuh di olahraga.

Berbagai luputan olahraga lokal, regional, nasional dan berakhir lipitan Asian games Beijing 1990. Karir manajemen di Sriwijaya Post, editor olahraga, redaktur olahraga, sekretaris redaksi, manajer produksi, manajer redaksi, kepala litbang, manajer public relation.

Saya dua kali dipecat. Pertama sebagai manajer produksi tahun 1992, karena pemberitaan tidak mendukung Golkar Sumsel dan Gubernur Ramli Hasan basri pada kampanye 1992. Sripo dicurigai mendukung PDIP.

Pada 26 Mei 1992 terjadi sensor di Harian Sriwijaya Post oleh Humas Pemda Provinsi Sumsel. Saya, Abadi Tumenggung Redpel, M Yamin News Editor dipecat.

Dianggap bertanggungjawab atas pemberitaan. Kami dikorbankan. Waktu itu Pemimin Redaksinya Soleh Thamrin.

Pemecatan kedua oleh Pemimpin Umum Fauzi Ahmad 8 Januari 1996 karena saya tidak mendukung gerakan yang dipimpinnya untuk mengambil alih Harian Sriwijaya Post. Akibat konflik itu Harian Sriwijaya Post tidak terbit mulai 1 Februari 1996 hingga 8 Juni 1997.

Tetapi saya dibela oleh Direktur Utama PT Sriwijaya PerdanaAnsel da Lopez dengan membatalkan keputusan Pemimpin Umum Fauzi Achmad dan memecat pendukung Fauzie Achmad.

Tahun 1997 ketika berlangsung Hari Pers Nasional di Jakarta, saya bersama Ketua PWI Sumsel Drs H Asdit Abdullah menemui Pak Jacob Oetana meminta agar Sriwijaya Post bisa diterbitkan kembali.

Tanggal 9 Juni 1997 Sriwijaya Post terbit dengan Pimpinan Umum J Soetarjo dan saya diangkat sebagai manajer redaksi. Tahn 2000 mendapat tugas liputan haji ke Mekkah.

Setelah pensiun dari Sripo, saya menjadi Pemimpin Redaksi Tabloid Rimau (2004), Pemimpin Redaksi Harian Sentral Post (2008), Pemimpin Umum/Pimpinan Redaksi Tabloid Demokrasi Palembang (2009).

Aktivitas di dunia pers kini mulai mengendur, tapi rasa bangga tetap kumiliki karena karier wartawanku telah diteruskan anakku Dwitri Kartini, SE.Ak (Wiwik) sejak 1995 dengan menjadi wartawan Harian Sumatera Ekspres atas ajakan sahabat terbaikku almarhum Helmi Maturi Pemimpin Redaksi dan Alm Kak Alwi R Pandita Pemimpin Umum Harian Sumatera Ekspres.

Saat ini Dwitri Kartini juga menjadi Sekretaris PWI Provinsi Sumatera Selatan (2019-2024).
(Seperti dikutip dari tulisan almarhum berjudul "Kurnati Abdullah, 55 Tahun Mengabdi kepada pers" di Buku Wartawan Hebat Sumatera Selatan 789.

Halaman:

Tags

Terkini