KetikPos.com – Polemik internal mengguncang Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sumatera Selatan (Sumsel) menyusul hasil Rapat Kerja (Raker) yang berlangsung di Hotel Emilia Palembang pada 6-7 Desember 2024.
Kepengurusan KONI Sumsel periode 2023-2027 patut diduga telah kehilangan kepercayaan dari mayoritas cabang olahraga (cabor) yang menjadi anggota inti organisasi tersebut.
Ketua Umum Wushu Sumatera Selatan, Muhammad Asrul Indrawan, secara lantang menyampaikan kritik terhadap kepengurusan saat ini.
Baca Juga: Gejolak Rakerprov KONI Sumsel: Deadlock, Mosi Tak Percaya, dan Absennya Ketua Umum
Menurutnya, sejumlah keputusan dan kebijakan yang diambil oleh pengurus bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) KONI, sehingga menciptakan jurang ketidakpercayaan antara pengurus dan para anggota.
Kekalahan Voting Jadi Sinyal Krisis Kepercayaan
Asrul mengungkapkan bahwa hasil voting dalam berbagai sesi selama Raker menjadi bukti nyata bahwa kepengurusan KONI Sumsel saat ini tidak lagi mendapat dukungan dari para anggota.
"Kekalahan pengurus dalam berbagai voting adalah tamparan keras. Ini jelas menunjukkan bahwa cabor-cabor sudah tidak lagi mempercayai mereka," tegasnya pada Rabu (11/12/2024).
Menurutnya, tingginya intensitas interupsi dan protes dari para peserta Raker juga patut diduga merupakan rasa ketidakpuasan terhadap kepemimpinan Yulian Gunhar selaku Ketua Umum KONI Sumsel.
Sorotan Pengelolaan Anggaran
Selain isu kepemimpinan, pengelolaan anggaran KONI Sumsel turut menjadi sorotan tajam. Dari total anggaran sebesar Rp10 miliar yang diajukan untuk tahun 2024, Asrul menilai alokasinya tidak proporsional dan jauh dari visi pembinaan olahraga.
“Hampir tidak ada dana yang dialokasikan untuk pembinaan cabor. Sebaliknya, sebagian besar justru dialokasikan untuk kepentingan pengurus, seperti gaji dan operasional, meskipun sebelumnya Ketua Umum berjanji akan bekerja tanpa honor,” ungkap Asrul.