KetikPos.com - Menyambut musim haji tahun ini, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) mengumumkan langkah inovatif untuk memastikan kenyamanan dan keselamatan jemaah haji Indonesia.
Skema baru bernama "murur" atau melintas akan diterapkan dalam pengangkutan jemaah pada malam 10 Zulhijjah, menghindari perhentian di Muzdalifah dan langsung menuju Mina.
Langkah ini diambil setelah evaluasi menyeluruh terhadap kejadian musim haji sebelumnya di mana banyak jemaah terlantar di Muzdalifah hingga siang hari.
Latar Belakang Skema "Murur"
Pada musim haji tahun lalu, sejumlah besar jemaah haji Indonesia mengalami kesulitan di Muzdalifah.
Kepadatan lalu lintas dan kurangnya koordinasi menyebabkan jemaah terpaksa menunggu lama di tengah kondisi yang tidak ideal, menyebabkan kelelahan fisik dan mental yang signifikan.
PPIH, belajar dari pengalaman ini, merumuskan skema "murur" untuk mengurangi risiko serupa di tahun ini.
Dengan skema "murur", jemaah haji yang telah menyelesaikan wukuf di Arafah pada petang hari akan langsung diangkut ke Mina tanpa harus menurunkan mereka di Muzdalifah.
Langkah ini diharapkan dapat mempercepat proses perjalanan dan mengurangi risiko kelelahan dan masalah kesehatan yang dapat timbul akibat penantian yang lama.
Pandangan Fiqh dan Ijtima' Ulama
Dalam perspektif fiqh, mabit (bermalam) di Muzdalifah merupakan bagian dari wajib haji. Namun, ulama telah mendiskusikan kondisi khusus di mana mabit dapat dilakukan dengan cara yang lebih fleksibel.
Forum Ijtima' Ulama dan berbagai kitab fiqh menyebutkan bahwa jemaah haji yang mengalami kesulitan boleh tidak berdiam lama di Muzdalifah.
Cukup berniat dan berdiam sebentar, mulai dari waktu maghrib hingga pertengahan malam atau sebelum terbit fajar, sudah dianggap memenuhi kewajiban mabit.
Prosedur Pelaksanaan Skema "Murur"
