KetikPos.com -- Azis Kamis, seorang aktivis terkemuka dari Sumatera Selatan, telah meninggal dunia, meninggalkan warisan perjuangan yang signifikan dalam dunia aktivisme sosial.
Dikenal sebagai sosok yang gigih dan tak kenal lelah dalam memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan masyarakat, Azis telah menjadi simbol perlawanan terhadap kebijakan-kebijakan yang dianggap tidak berpihak kepada rakyat.
Salah satu isu yang paling menonjol dalam perjuangannya adalah kritik keras terhadap pengalihan dana sosial ke mobil dinas anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumsel.
Azis berpendapat bahwa dana tersebut seharusnya digunakan untuk program-program sosial yang langsung bermanfaat bagi masyarakat, seperti bantuan untuk keluarga kurang mampu, pembangunan fasilitas umum, dan pemberdayaan masyarakat.
Sepanjang kariernya, Azis tak henti-hentinya menyuarakan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana publik.
Beliau sering kali berada di garis depan dalam berbagai aksi demonstrasi, seminar, dan diskusi publik yang bertujuan untuk mengawasi dan mengkritisi kebijakan pemerintah daerah.
Dedikasinya terhadap isu-isu sosial menjadikannya panutan bagi banyak aktivis muda di Sumatera Selatan.
Selain itu, Azis juga berperan besar dalam mendorong transparansi anggaran di tingkat desa.
Ia aktif dalam mengadvokasi pengelolaan keuangan desa yang lebih terbuka dan bertanggung jawab, sehingga dana desa benar-benar dapat digunakan untuk pembangunan dan kesejahteraan masyarakat desa.
Upayanya dalam hal ini termasuk memberikan pelatihan dan penyuluhan kepada perangkat desa mengenai pentingnya transparansi anggaran.
Tidak hanya itu, Azis juga terlibat dalam pengelolaan "Tabloid Desa", sebuah media lokal yang berfokus pada isu-isu pedesaan.
Melalui tabloid ini, Azis dan timnya menyampaikan informasi, mengedukasi masyarakat, dan menyuarakan aspirasi warga desa.
Tabloid ini menjadi salah satu alat penting dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat pedesaan dan memastikan suara mereka didengar oleh para pembuat kebijakan.
Selain kiprahnya sebagai aktivis, Azis juga pernah menjabat sebagai staf khusus provinsi bidang pariwisata.
