Mentan Andi Amran Tegaskan Harga Gabah Tak Boleh di Bawah HPP

photo author
DNU
- Rabu, 26 Februari 2025 | 17:42 WIB
Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman,  (Dok Ist/KetikPos.com)
Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman, (Dok Ist/KetikPos.com)

KetikPos.comMenteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman, menegaskan bahwa harga gabah tidak boleh berada di bawah Harga Pokok Penjualan (HPP) sebesar Rp6.500 per kilogram.

Hal ini disampaikan dalam rapat koordinasi luas tambah tanam dan penyerapan gabah dan beras tahun 2025 untuk wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta di Gudang Bulog Danurejo, Mertoyudan, Magelang, Selasa (25/2/2025).

Baca Juga: Pemerintah Pastikan Gabah Petani Dibeli Sesuai HPP untuk Lindungi Kesejahteraan Petani

Dalam kesempatan tersebut, Andi Amran juga meminta para Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) untuk meningkatkan luas tambah tanam, indeks pertanaman, dan produktivitas pertanian.

Sebagai bentuk apresiasi, Kementerian Pertanian akan mengalokasikan 5.000 hingga 10.000 unit kendaraan bagi PPL berprestasi tahun depan.

"PPL yang berprestasi akan kami berikan kendaraan. Kami anggarkan dan akan dibuat peringkat, mulai dari peringkat satu hingga 10.000, sebagai motivasi," ujar Andi Amran.

Baca Juga: Petani Mulai Panen, Presiden Nyatakan HPP Gabah Masih Dihitung

Sementara itu, Direktur Pengadaan Bulog, Prihasto Setiyanto, menyampaikan bahwa Bulog telah menjalankan program Jemput Gabah, yang memungkinkan petani menjual gabahnya langsung kepada Bulog dengan harga Rp6.500 per kilogram.

Dalam program ini, Bulog menanggung seluruh biaya transportasi, sehingga petani hanya perlu menyiapkan gabah kering dalam karung di pinggir jalan untuk kemudian ditimbang dan dibayar di tempat.

"Petani tidak perlu memikirkan ongkos angkut. Cukup bersihkan gabah, masukkan ke karung, taruh di pinggir jalan, lalu hubungi Bulog terdekat. Kami akan menjemput, menimbang, dan langsung membayar di lokasi," jelas Prihasto.

Baca Juga: Cek Harga Gabah, Presiden Hampiri Petani

Ia menambahkan bahwa meskipun saat ini Jawa Tengah dan Yogyakarta belum memasuki masa panen raya, diperkirakan puncak panen akan terjadi pada Maret-April 2025.

Oleh karena itu, peran penyuluh pertanian menjadi krusial dalam mengedukasi petani agar menjual gabahnya kepada Bulog.

Tahun ini, Bulog menargetkan penyerapan 882.000 ton gabah kering panen dan 2,56 juta ton beras, dengan total serapan mencapai 3 juta ton.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: DNU

Sumber: Magelangkab.go.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X