Cik Ujang Hadiri Pelantikan PW MABMI Sumsel: Wariskan Nilai Melayu, Perkuat Jati Diri Bangsa

photo author
DNU
- Sabtu, 19 Juli 2025 | 21:11 WIB
Wagub Cik Ujang menghadiri pelantikan pengurus PW MABMI SumselPE (tangkapan layar instagram @pempropsumsel)
Wagub Cik Ujang menghadiri pelantikan pengurus PW MABMI SumselPE (tangkapan layar instagram @pempropsumsel)

KetikPos.com — Di tengah gemuruh arus globalisasi dan modernisasi, adat dan budaya tetap menjadi akar yang menjaga jati diri bangsa. Hal inilah yang ditegaskan Wakil Gubernur Sumatera Selatan, H. Cik Ujang, saat menghadiri Pelantikan Pengurus Wilayah Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia (PW MABMI) Provinsi Sumatera Selatan yang berlangsung di Aula Putri Kembang Dadar, BPSDMD Sumsel.

Acara tersebut tidak hanya menjadi seremoni pengukuhan kepengurusan, tetapi juga momentum kebudayaan yang menegaskan kembali pentingnya melestarikan warisan Melayu sebagai roh dari peradaban masyarakat Sumatera Selatan.

Sebagai Pembina PW MABMI Sumsel, Cik Ujang menyampaikan bahwa adat dan budaya Melayu bukan sekadar ornamen seremonial, melainkan nilai hidup yang mengakar dalam keseharian masyarakat.

"Adat Melayu ini bukan hanya soal tanjak, songket, atau upacara. Di dalamnya terkandung filosofi hidup, tata krama, dan semangat kebersamaan yang sangat relevan di era sekarang," ujar Cik Ujang dalam sambutannya.

Baca Juga: Melayu Bukan Sekadar Etnis, Tapi Peradaban — Prof. OK Saidin Kumandangkan Gagasan Besar dari Palembang

Adat Melayu: Lintas Batas, Lintas Generasi
Cik Ujang menyoroti bahwa budaya Melayu bukan hanya milik satu wilayah atau satu negara, melainkan telah berkembang luas di berbagai negeri serumpun seperti Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura. Oleh karena itu, pelestarian adat Melayu juga menjadi upaya membangun konektivitas kebudayaan antarbangsa.

"Adat ini sudah lintas batas. Tapi kalau kita sendiri tidak menjaga, bagaimana generasi selanjutnya bisa memahami nilai-nilai luhur ini?"

Ia juga menekankan bahwa pelestarian adat tidak harus selalu bersifat konvensional, tetapi bisa dikemas dalam format yang kreatif—misalnya melalui pendidikan budaya di sekolah, festival seni, pelatihan bahasa Melayu klasik, hingga integrasi nilai-nilai adat dalam kehidupan digital.

Peran Strategis MABMI: Menjaga Akar, Merawat Warisan
Pelantikan pengurus baru PW MABMI Sumsel diharapkan menjadi titik awal penguatan peran MABMI dalam menjaga identitas budaya di tengah masyarakat yang semakin heterogen. Cik Ujang mendorong agar MABMI menjadi pusat rujukan nilai, narasi, dan etika Melayu di Sumsel.

"MABMI bukan hanya penjaga warisan, tapi juga agen transformasi budaya. Kita ingin adat ini tetap hidup, bukan membatu," tegasnya.

Selain pelantikan, acara juga dirangkai dengan penampilan musik tradisional Melayu, pembacaan syair adat, serta penyerahan simbol kehormatan adat kepada tokoh masyarakat.

Menuju Sumsel yang Berbudaya dan Bermartabat
Kehadiran Wakil Gubernur dalam acara ini menjadi sinyal kuat bahwa pemerintah daerah tidak hanya fokus pada pembangunan fisik, tetapi juga pembangunan karakter dan nilai-nilai lokal.

"Kita tidak ingin generasi muda hanya mengenal budaya luar, tapi lupa siapa mereka dan dari mana asal mereka. Kita harus rawat akar ini, agar pohon besar yang kita bangun tidak mudah tumbang," tutup Cik Ujang.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut para tokoh adat, budayawan, akademisi, serta perwakilan dari organisasi kemasyarakatan dan mahasiswa, yang menunjukkan antusiasme tinggi terhadap penguatan budaya lokal di Sumatera Selatan.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: DNU

Tags

Rekomendasi

Terkini

X