Aksi Demo Kasus Affan Mengguncang: Kapolri Listyo Sigit Siap Mundur Jika Presiden Meminta

photo author
- Minggu, 31 Agustus 2025 | 13:55 WIB
Ribuan Kali Demo Tak Digubris: Mengapa Gelombang Aksi Kini Berubah Anarkis?  Ketikpos.com, Jakarta – Dalam dua dekade terakhir, wajah demonstrasi di Indonesia telah mengalami perubahan signifikan. Dari aksi damai yang penuh orasi, spanduk, dan diskusi terbuka, kini semakin sering bergeser menjadi be (dok)
Ribuan Kali Demo Tak Digubris: Mengapa Gelombang Aksi Kini Berubah Anarkis? Ketikpos.com, Jakarta – Dalam dua dekade terakhir, wajah demonstrasi di Indonesia telah mengalami perubahan signifikan. Dari aksi damai yang penuh orasi, spanduk, dan diskusi terbuka, kini semakin sering bergeser menjadi be (dok)

Gelombang Protes Nasional: Dari Jakarta hingga Daerah, Publik Menuntut Pertanggungjawaban Polisi

Ketikpos.com – Gelombang demonstrasi yang meletup pasca tewasnya Affan Kurniawan (21), seorang pengemudi ojek online, terus bergulir dan kini menjalar ke berbagai kota besar di Indonesia. Insiden tragis yang menewaskan Affan—ditabrak kendaraan taktis (rantis) Brimob saat aksi “Bubarkan DPR” di depan Gedung DPR RI, Kamis (28/8/2025)—menjadi titik api yang menyulut amarah publik terhadap institusi kepolisian.

Puncaknya, suara keras tuntutan mundurnya Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo kian lantang terdengar. Tidak tinggal diam, Listyo akhirnya buka suara. Dalam konferensi pers di Bogor, Sabtu (30/8/2025), ia menyatakan sikap tegas:
“Yang menyangkut dengan Kapolri itu hak prerogatif Presiden. Kita prajurit, kapan saja siap,” tegas Listyo.

Pernyataan ini sontak menjadi headline nasional, menandai ketegangan baru dalam relasi antara kepolisian, masyarakat sipil, dan istana.


Affan: Simbol Kemarahan Publik

Nama Affan kini menjadi simbol perlawanan publik terhadap dugaan brutalitas aparat. Pemuda 21 tahun itu hanya berniat ikut menyuarakan keresahan rakyat bersama ribuan massa aksi buruh dan mahasiswa. Namun nahas, sebuah kendaraan taktis Brimob justru merenggut nyawanya.
Kesaksian lapangan menyebutkan bahwa rantis melaju dengan kecepatan tinggi saat kericuhan pecah di sekitar Pejompongan, Jakarta Pusat. Tubuh Affan terhempas, nyawanya tak tertolong.

Tragedi ini dengan cepat menyebar di media sosial. Tagar #JusticeForAffan dan #KapolriMundur mendominasi jagat Twitter hingga TikTok, menyalakan solidaritas nasional.


Polisi Bergerak: 7 Brimob Diamankan

Kapolri menegaskan pihaknya tidak menutup mata. Ia menyebut tujuh anggota Brimob telah diamankan, termasuk komandan tim di lapangan:
• Kompol Cosmas Kaju Gae: diduga duduk di kursi depan, sebelah pengemudi.
• Aipda M Rohyani, Briptu Danang, Bripda Mardin, Bharaka Jana Edi, Bharaka Yohanes David: menempati bagian belakang kendaraan.

Menurut Kadiv Propam Polri, Irjen Abdul Karim, ketujuh personel tersebut terbukti melanggar etik dan langsung ditempatkan di tempat khusus (patsus) Divpropam sejak Jumat (29/8) hingga 17 September 2025.
“Mulai hari ini, kami lakukan patsus selama 20 hari terhadap tujuh terduga pelanggar,” jelas Abdul Karim.

Namun, hingga kini belum ada kepastian apakah status mereka akan naik menjadi tersangka dalam proses pidana.


Demonstrasi Meluas, Aksi Berubah Anarkis

Tak berhenti di Jakarta, aksi solidaritas untuk Affan kini merembet ke Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Makassar, hingga Medan. Ribuan mahasiswa, buruh, dan masyarakat sipil turun ke jalan.

Situasi di beberapa titik sempat memanas: halte TransJakarta terbakar, sejumlah kantor polisi dilempari batu, hingga pos aparat diserang massa.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Admin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X