“Kami juga menghimbau kepada seluruh Dinas yang menangani fungsi peternakan dan kesehatan hewan, kepada Organisasi Profesi baik PB-PDHI maupun Paramedik Veteriner Indonesia (PAVETI), serta Fakultas Kedokteran Hewan di seluruh Indonesia agar berpartisipasi aktif dalam memantau pelaksanaan kurban di lapangan”, kata Nasrullah.
"Kehadiran Tim Pemantau Hewan Kurban diharapkan akan dapat memberikan rasa aman kepada masyarakat, bahwa hewan yang akan dikurbankan adalah hewan sehat dan dagingnya aman untuk dikonsumsi," tandasnya.
Sementara itu, Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner, Syamsul Ma`arif saat pelaksanaan kegiatan bimtek menyampaikan, kegiatan bimtek diharapkan akan dapat memberikan tambahan pengetahuan dalam menangani hewan maupun produk hewan saat pelaksanaan kurban nanti.
“Dengan bimtek ini kita harapkan pelaksanaan pemotongan hewan kurban dapat memenuhi standar minimal hygiene sanitasi dan daging yag dihasilkan dapat memenuhi standar Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH)”, kata Syamsul.
Syamsul menerangkan bahwa seluruh proses pemotongan hewan kurban tidak boleh dilakukan sembarangan. “Mulai dari penyembelihan hewan kurban sampai dengan proses penyediaan daging, harus dilakukan dengan cara yang benar, karena dalam ibadah kurban tidak hanya mengacu pada aspek halal saja tetapi juga harus toyyib”, ungkap Syamsul.
Adapun narasumber yang hadir pada pelaksanaan sosialisasi dan bimtek Kementan ini, yaitu: (1). Dr. drh Denny Widaya Lukman M.Si dengan materi “Penanganan daging dan jeroan dari hewan kurban secara higienis”; (2). drh Vetnizah Juniantito Ph.D, APvet dengan materi penjaminan kesehatan hewan dan produk hewan.
“Masyarakat juga bisa melihat praktek pemotongan hewan kurban dengan penerapan kesejahteraan hewan, serta penanganan daging dan jeroan yang dilaksanakan di percontohan Tempat Pemotongan Hewan di Masjid Nurul Iman Kementan dipandu oleh Drh. Sony Handoko, MB”, tambah Syamsul.
Pada kesempatan yang sama, Nuryani Zainuddin, Direktur Kesehatan Hewan juga menghimbau kepada masyarakat agar melaporkan setiap adanya kecurigaan penyakit hewan melalui petugas kesehatan hewan terdekat.
"Pelaporan cepat dari masyarakat dan dari petugas melalui iSIKHNAS, akan membantu pemerintah untuk segera merespon kejadian penyakit dan menghindari kerugian lebih lanjut bagi masyarakat," pungkasnya.(***)