Meski demikian, gejala tersebut terkadang sulit diketahui bahkan hingga luka tersebut mengalami infeksi.
Berdasarkan kedalaman luka dan dan kondisi jaringan kulit di sekitarnya, terdapat klasifikasi tingkat keparahan diabetic ulcer dengan skala 0 – 5 seperti berikut ini.
Skala 0: luka kecil yang hanya disertai nyeri.
Skala 1: luka di bagian kulit atas.
Skala 2: luka dalam hingga mencapai otot dan sendi.
Skala 3: luka yang lebih dalam hingga terkena tulang.
Skala 4: gangrene hanya di bagian tertentu kaki.
Skala 5: gangrene di seluruh bagian kaki.
Kenapa luka diabetes sulit sembuh?
Secara umum, terdapat beberapa hal yang menyebabkan luka sulit sembuh, baik basah maupun kering seperti berikut.
1. Peredaran darah terganggu
Kadar gula darah tinggi pada penderita diabetes dapat membuat pembuluh darah arteri lama-lama mengeras dan menyempit.
Hal ini menyebabkan aliran darah dari jantung menuju seluruh tubuh jadi terhambat.
Penyempitan arteri akhirnya menghambat suplai darah yang kaya oksigen dan nutrisi. Padahal, oksigen dan nutrisi sangat penting dalam proses penyembuhan luka.
Itu sebabnya, tubuh orang diabetes pun kesulitan memperbaiki kerusakannya dengan cepat.
2. Daya tahan tubuh lemah
Selain karena penyempitan pembuluh darah, luka pada tubuh diabetesi (sebutan untuk pasien diabetes) susah sembuh karena daya tahan tubuh yang cenderung melemah.
Menurut penelitian dalam International Journal Of Molecular Sciences (2017), kadar gula darah yang tinggi pada pasien diabetes dapat memengaruhi kinerja sel darah putih.
Padahal, sel darah putih ini berperan penting sebagai tentara yang melawan penyakit yang disebabkan oleh virus maupun bakteri.
Melemahnya daya tahan tubuh pasien diabetes ini dapat meningkatkan risiko infeksi pada luka yang tetap terbuka dan basah.
Luka kemudian malah tak kunjung sembuh atau bahkan bertambah parah.
3. Masalah saraf
Diabetes juga dapat menyebabkan neuropati diabetik, yaitu kerusakan saraf yang cukup serius pada pasien diabetes.