olahraga

Forum Cabor Sumsel: Surat KONI Diduga Bentuk Intimidasi, Bukan Pembinaan

DNU
Kamis, 17 April 2025 | 21:10 WIB
Ketua Forum Cabor Sumsel, Lidayanto (Dok Ist/KetikPos.com)

KetikPos.com – Forum Cabang Olahraga (Cabor) Sumatera Selatan menyoroti keras surat resmi KONI Sumsel bernomor 135/KH KONI-SS/IV/2025 yang ditujukan kepada Pengprov PASI Sumsel.

Ketua Forum Cabor Sumsel, Lidayanto, menyebut surat tersebut sebagai diduga bentuk intimidasi terhadap cabor yang menyampaikan kritik terhadap kepengurusan KONI Sumsel.

“Surat itu bukan hanya menyimpang dari AD/ART KONI, tapi juga mencerminkan sikap antikritik dan abuse of power,” ujar Lidayanto dalam keterangannya, Kamis (17/4/2025).

Surat tersebut meminta PASI Sumsel meninjau ulang penunjukan ZMR sebagai Technical Delegate (TD) untuk PORPROV XV Musi Banyuasin. Alasannya, ZMR ikut menandatangani mosi tidak percaya terhadap kepengurusan KONI Sumsel periode 2023–2027.

Lidayanto menegaskan bahwa mosi tidak percaya adalah hak organisasi anggota, bukan pelanggaran.

“Itu bentuk koreksi sah dalam organisasi. Jika perbedaan sikap dibalas dengan pencoretan jabatan teknis, itu sudah di luar batas,” tegasnya.

Menurut Forum Cabor, penunjukan TD sepenuhnya merupakan kewenangan cabor, bukan ranah KONI.

“KONI seharusnya memfasilitasi, bukan mengintervensi, apalagi dengan motif politis,” katanya.

Lidayanto juga menilai tindakan ini mencerminkan kegagalan KONI Sumsel dalam membina hubungan organisasi yang sehat.

“Cabor adalah anggota sah, bukan obyek tekanan. Tanpa cabor, KONI itu kosong,” ucapnya.

Forum Cabor berencana mengirim surat resmi ke KONI Pusat dan meminta pembentukan tim evaluasi independen untuk meninjau kinerja dan kebijakan KONI Sumsel.

“Gejala pembungkaman seperti ini berbahaya. Kami ingin KONI tetap jadi wadah pembinaan olahraga, bukan alat kekuasaan,” ujarnya.

Beberapa cabor yang mendukung mosi tidak percaya juga disebut tengah membentuk aliansi guna merespons tindakan represif ini.

Forum Cabor menyerukan agar seluruh insan olahraga tetap solid dan tidak takut menyuarakan kebenaran.

“Kritik adalah bentuk cinta terhadap organisasi. Jangan biarkan olahraga Sumsel mundur karena konflik internal,” tutup Lidayanto. ***

Tags

Terkini