KetikPos.com - Di tengah gemerlapnya Seleksi Tilawatil Quran dan Musabaqah Al-Hadits (STQH) Nasional beberapa waktu lalu di Provinsi Jambi, terdapat sebuah permata spiritual yang bersinar begitu terang: Masjid Agung Al-Falah.
Tidak sekadar sebuah bangunan, tetapi sebuah simbol keberagaman dan kebebasan beribadah yang memikat hati setiap pengunjung.
Dalam pembukaan resmi STQH Nasional, jalan-jalan kota Jambi disulap menjadi arena pawai ta'aruf yang memikat. Ribuan orang berbondong-bondong menuju rumah dinas Gubernur Jambi, menandai awal perjalanan suci ini.
Namun, di balik keramaian itu, terdapat sebuah misteri yang menarik perhatian: Masjid Agung Al-Falah.
Dikenal dengan julukan "Masjid Seribu Tiang," reputasi masjid ini telah melampaui batas-batas kota.
Namun, siapa sangka, jumlah tiangnya tidak lebih dari 288, jauh dari angka seribu yang fantastis.
Namun, keberadaan tiang-tiang itu memberikan kekuatan dan karakteristik unik pada bangunan yang megah ini.
Sejarah panjangnya menambah daya tariknya. Dibangun pada tahun 1971, masjid ini menyelesaikan pembangunannya pada tahun 1980.
Bangunannya yang megah dengan struktur mirip pendopo terbuka, dikelilingi oleh jejeran tiang-tiang kokoh dan satu kubah besar di atasnya, menjadi saksi bisu dari perjalanan panjang pembangunannya.
Namun, keindahan sejati dari Masjid Agung Al-Falah tidak hanya terletak pada fisiknya. Wakil Ketua DKM H Umar Yusuf membuka tabir filosofi yang terkandung di dalamnya.
Masjid ini dirancang sebagai bangunan terbuka tanpa pintu dan jendela, sejalan dengan makna "Al-Falah" yang berarti kemenangan.
Ini adalah tempat di mana setiap individu merasa bebas, tanpa kungkungan dan batasan.
Penggunaan material tembaga untuk menutup tiang-tiang silinder memberikan sentuhan magis pada desain interior masjid.
Ini menciptakan atmosfer yang khusyuk dan memikat, memenuhi hati setiap pengunjung dengan kedamaian dan keindahan.