daerah

12 Komunitas Peduli Sungai dan Banjir Resmi Dilantik: Bersama Hadapi Tantangan Lingkungan Kota

DNU
Rabu, 6 November 2024 | 13:26 WIB
Penjabat (Pj) Wali Kota Palembang, A Damenta, melantik 12 Komunitas Peduli Sungai dan Peduli Banjir (KPS-KMPB) Kota Palembang di Ruang Rapat Parameswara. Komunitas ini terdiri dari total 115 anggota. (DOK)

KetikPos.com -- Dalam upaya meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab kolektif terhadap lingkungan, Penjabat (Pj) Wali Kota Palembang, A Damenta, melantik 12 Komunitas Peduli Sungai dan Peduli Banjir (KPS-KMPB) Kota Palembang di Ruang Rapat Parameswara.

Komunitas ini terdiri dari total 115 anggota yang berasal dari berbagai kelurahan dan kecamatan, menjadikan mereka garda terdepan dalam melawan masalah banjir serta menjaga kebersihan sungai dan lingkungan di kota ini.

KPS-KMPB adalah inisiatif kolaboratif di bawah koordinasi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Palembang, yang bertujuan untuk membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan bersih dan tindakan pencegahan banjir.

Dengan meningkatnya pembangunan dan urbanisasi, ancaman banjir kian nyata, dan kehadiran komunitas ini diharapkan dapat membantu menyelesaikan tantangan lingkungan yang sering kali diabaikan.

Dalam sambutannya, A Damenta menegaskan pentingnya peran komunitas ini dalam menjadi perpanjangan tangan pemerintah untuk mengedukasi masyarakat terkait perilaku ramah lingkungan.

"Tugas utama KPS-KMPB adalah mengedukasi masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan, menjaga kebersihan sungai, dan secara aktif berkontribusi dalam mengatasi masalah lingkungan di sekitarnya," ujar A Damenta.

Ia juga mengingatkan bahwa langkah-langkah kecil, seperti tidak membuang sampah sembarangan atau menutup drainase, memiliki dampak besar dalam menjaga kota dari risiko banjir.

A Damenta juga mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam menjaga lingkungan Kota Palembang dengan menaati aturan, terutama dalam hal larangan membangun di atas aliran air dan saluran sungai.

“Kami tak mengedepankan tindakan paksa. Sebaliknya, kami terus mengedukasi warga agar secara sukarela membongkar bangunan yang berdiri di atas saluran air, agar sungai tetap berfungsi optimal,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa ketidakmampuan aliran sungai dalam menampung debit air tidak hanya akan berdampak di sekitar pemukiman, tapi juga berpotensi menyebabkan genangan air hingga jalan-jalan utama di provinsi dan bahkan jalan nasional. Hal ini dapat mengganggu mobilitas dan aktivitas ekonomi kota.

Pj Wali Kota juga memberikan apresiasi kepada para anggota komunitas yang telah bersedia meluangkan waktu dan tenaganya untuk mendukung upaya pemerintah dalam menjaga kelestarian lingkungan.

"Saya sangat bangga dengan inisiatif kawan-kawan komunitas ini. Ini adalah kerja sama yang sangat kami butuhkan, karena pemerintah tidak dapat mengatasi semua tantangan ini tanpa dukungan penuh dari masyarakat," ucapnya menutup sambutan.

Peran Komunitas untuk Masyarakat dan Lingkungan

KPS-KMPB nantinya akan berperan sebagai ujung tombak dalam berbagai kegiatan lingkungan, mulai dari edukasi dan sosialisasi kebiasaan menjaga kebersihan hingga kerja bakti secara berkala di sepanjang sungai.

Halaman:

Tags

Terkini