daerah

Ratu Dewa di Panggung HUT Sumsel ke-79: Pangan Mandiri, Pembangunan Berhati Nurani

DNU
Jumat, 16 Mei 2025 | 05:26 WIB
Ratu Dewa di HUT Sumsel (dok)

KetikPos.com — Di balik gegap gempita perayaan Hari Ulang Tahun ke-79 Provinsi Sumatera Selatan, ada satu suara yang mengalun lebih pelan tapi dalam: suara perubahan. Suara itu datang dari Wali Kota Palembang, H. Ratu Dewa, yang tak hanya hadir sebagai tamu, tapi juga sebagai penggerak harapan.

Dengan langkah tenang dan senyum diplomatik, Ratu Dewa memasuki gedung DPRD Sumsel, Kamis pagi (15/5/2025). Di balik setelan formalnya, terselip niat besar—untuk membawa Palembang, kota tua yang kaya sejarah, menuju babak baru yang lebih berdikari.

“Palembang bukan sekadar kota tertua. Ia adalah jantung sejarah, dan kini waktunya ia juga menjadi jantung kemandirian pangan di Sumsel,” ucap Dewa lantang di ruang paripurna, di hadapan para pemangku kepentingan.

Pangan Bukan Hanya Soal Perut
Bagi Ratu Dewa, pangan bukan hanya soal stok beras atau harga cabai. Pangan adalah martabat. Maka ia mendorong agar Palembang bisa menumbuhkan kekuatannya dari tanah sendiri—baik lewat urban farming, komunitas tani kota, hingga revitalisasi pasar-pasar rakyat.

“Mari kita biasakan mencintai hasil bumi sendiri. Konsumsi lokal bukan gaya hidup masa lalu, tapi langkah cerdas masa depan,” ujarnya.

Membangun dengan Rasa, Bukan Sekadar Angka
Tak kalah penting, ia mengangkat soal pembangunan kota. Namun bukan pembangunan yang hanya mengandalkan alat berat dan beton. Melainkan pembangunan yang dimulai dari izin warga, rasa empati terhadap lingkungan, dan tata kelola yang bijaksana.

“Jangan sampai kita sibuk membangun, tapi lupa mendengar suara warga. Pembangunan harus menyentuh, bukan sekadar berdiri,” tegasnya.

Ia mengungkapkan bahwa koordinasi sudah dilakukan bersama Wakil Wali Kota dan jajaran teknis untuk mempercepat pendataan lapangan serta perencanaan pembangunan yang tidak ‘asal jadi’.

Cinta Lokal adalah Revolusi Kecil
Lebih jauh, Ratu Dewa mengajak seluruh warga untuk menjadi bagian dari perubahan dengan gerakan sederhana namun berdampak: mencintai produk lokal.

“Kalau kita minum kopi, makan pempek, beli kain jumputan—kita tidak sedang konsumsi biasa. Kita sedang memutar roda ekonomi rakyat kecil,” katanya sambil tersenyum.

Sumsel 79 Tahun: Palembang Siap Berlari
Di usia ke-79, Sumatera Selatan bukan lagi anak muda. Tapi bukan pula lansia yang lelah. Ia adalah dewasa matang yang harus bergerak dengan visi. Dan Palembang, menurut Dewa, siap mengambil posisi sebagai pendorong utama pertumbuhan—dengan tetap menjaga akar budaya dan jati diri.

“Kita tidak ingin hanya menjadi penonton masa depan. Palembang siap berlari, dengan cara yang bermartabat,” pungkasnya, diiringi tepuk tangan hadirin.

Catatan Kecil dari Gedung Paripurna
Hari itu bukan sekadar hari ulang tahun provinsi. Tapi juga momen kecil untuk membangun narasi besar. Bahwa sebuah kota, tak harus menunggu hebat untuk mulai peduli. Karena kadang, perubahan besar datang dari satu keputusan bijak, dari satu pemimpin yang melihat lebih jauh.

Tags

Terkini