KetikPos.com – Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Sumatera Selatan mengecam keras tindakan kekerasan terhadap anggota mereka di UNMA Banten. Kekerasan itu disebut sebagai bentuk pembungkaman terhadap gerakan mahasiswa dan ancaman serius bagi kebebasan akademik di lingkungan kampus.
Koordinator Wilayah Posko Pengaduan Mahasiswa LMND Sumsel, Josua Reynaldi Sirait, mengatakan insiden tersebut terjadi saat Eksekutif Komisariat LMND UNMA Banten mendirikan Posko Pengaduan Mahasiswa pada Jumat, 16 Mei 2025.
Posko itu dibentuk sebagai wadah advokasi atas berbagai persoalan kampus, mulai dari mahalnya UKT, pemotongan KIP, hingga dugaan pelecehan dan kekerasan seksual.
Menurut Josua, Ketua Komisariat LMND UNMA Banten yang berinisial SA dikeroyok oleh tujuh mahasiswa dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kreasi. Peristiwa terjadi setelah SA diajak bertemu untuk dimintai penjelasan soal pendirian posko.
“Alih-alih berdialog, SA justru dipukuli, dicekik, dipaksa menandatangani surat bermaterai berisi tantangan bertarung hingga mati, bahkan ditodong senjata tajam,” ujar Josua dalam pernyataan tertulis, Sabtu, 24 Mei 2025.
LMND menyebut tindakan tersebut sebagai bentuk premanisme kampus yang mencederai nilai-nilai demokrasi dan kebebasan berpendapat.
“Kampus seharusnya menjadi ruang paling demokratis dan terbuka bagi setiap gagasan. Apa yang terjadi di UNMA Banten justru memperlihatkan kemunduran intelektual,” katanya.
LMND Sumsel menuntut aparat kepolisian segera menangkap para pelaku dan meminta pihak kampus menjatuhkan sanksi tegas. Mereka juga mendesak jaminan atas kebebasan akademik serta perlindungan terhadap aktivitas organisasi mahasiswa.
“Kami tidak akan diam. Ini bukan sekadar soal kekerasan fisik, tapi juga ancaman terhadap ruang hidup demokrasi di kampus,” ucap Josua. ***