daerah

Operasional Layanan Kesehatan Haji 2025 Resmi Ditutup, Jumlah Jemaah Wafat Menurun

Minggu, 13 Juli 2025 | 12:58 WIB
Ilustrasi.Jemaah haji

 

KetikPos.com - Operasional layanan kesehatan jemaah haji Indonesia tahun 1446 H/2025 M resmi berakhir bersamaan dengan kepulangan Kloter KJT 28 ke Tanah Air. Penutupan tersebut juga menandai berakhirnya seluruh aktivitas Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Daerah Kerja Madinah.

Dalam seremoni penutupan KKHI, Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi, Mohammad Imran, menyampaikan rasa syukur atas kelancaran operasional layanan kesehatan tahun ini. Ia mengungkapkan bahwa jumlah jemaah wafat mengalami penurunan signifikan dibanding tahun sebelumnya.

“Tercatat 446 jemaah wafat hingga 10 Juli 2025 pukul 16.00 WAS. Ini menurun dari tahun 2024 yang mencatat 461 jemaah wafat,” ujar Imran.

Penurunan angka kematian ini disebut sebagai bukti efektivitas upaya preventif dan penanganan kesehatan yang dilakukan selama musim haji.

Selama 70 hari operasional, tercatat 1.710 jemaah dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi, dengan penyakit terbanyak meliputi pneumonia, diabetes melitus, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Layanan kefarmasian pun aktif melayani hingga 12.396 layanan, dengan obat flu dan batuk kombinasi sebagai yang paling banyak digunakan.

KKHI Madinah sendiri memberikan layanan kepada 241 jemaah, baik rawat inap maupun rawat jalan. Tiga penyakit terbanyak yang ditangani adalah pneumonia, hipertensi, dan diabetes melitus.

Meski layanan resmi dihentikan, tim kesehatan masih melakukan visitasi terhadap 43 jemaah yang masih dirawat di RSAS hingga seluruhnya bisa kembali ke Indonesia dengan aman.

Tantangan dan Adaptasi

Tahun ini, tim kesehatan haji menghadapi sejumlah tantangan baru akibat perubahan kebijakan dari Kementerian Kesehatan Arab Saudi. Salah satunya adalah pembatasan layanan KKHI hanya untuk rawat jalan dan pengurangan jumlah klinik sektor.

“Informasi kebijakan tidak jelas sejak awal, dan kami sempat menghadapi inspeksi mendadak saat layanan sudah berjalan,” ungkap Imran.

Namun, berkat koordinasi yang solid antara tim KKHI Makkah, Madinah, dan pos kesehatan satelit di pemondokan, pelayanan tetap berjalan optimal. Salah satu keberhasilan penting adalah kelancaran program tanazul, yaitu pemulangan dini jemaah karena alasan kesehatan. Seluruh pasien tanazul berhasil tiba di Indonesia dengan selamat.

Apresiasi dan Evaluasi

Imran memberikan apresiasi tinggi kepada seluruh petugas kesehatan yang telah bekerja tanpa lelah melayani jemaah haji. Ia mengajak para tenaga kesehatan untuk menjadikan pengalaman ini sebagai bahan refleksi dan pembelajaran.

“Jika ada kekurangan dalam pelayanan, mari perbanyak istighfar. Kita belajar dari setiap proses ini,” pesannya.

Halaman:

Tags

Terkini