daerah

DKP Apresiasi Kiprah Maestro Sumsel di Ajang Tari Dana-Dana Nasional

DNU
Senin, 28 Juli 2025 | 17:33 WIB
Utusan Palembang di Festival taro Mm (Dok)

KetikPos.com — Keikutsertaan maestro tari dari Sumatera Selatan dalam ajang pelatihan Tari Dana-Dana Nusantara di Provinsi Gorontalo mendapat apresiasi tinggi dari Ketua Dewan Kesenian Palembang (DKP), M. Nasir. Ia menyebut bahwa keterlibatan seniman Sumsel menjadi bukti konkret eksistensi dan kontribusi aktif daerah ini dalam pelestarian budaya di tingkat nasional.

“Keikutsertaan para maestro tari dari Sumsel adalah bukti nyata bahwa seniman kita tidak hanya aktif di tingkat lokal, tetapi juga siap berkontribusi di panggung nasional. DKP selalu mendukung penuh upaya-upaya pelestarian budaya seperti ini,” ungkap Nasir.

Menurutnya, kolaborasi lintas daerah dalam kegiatan seperti ini menjadi ruang strategis untuk membangun solidaritas antarpelaku seni dan memperkuat jejaring budaya di Indonesia.

Pelatihan tari ini diselenggarakan oleh Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XVII di bawah pimpinan Sri Sugiharta, SS, M.P.A., dan berlangsung pada 19–26 Juli 2024 di Provinsi Gorontalo. Tujuan utamanya adalah melestarikan dan memperkenalkan kekayaan Tari Dana-Dana Nusantara kepada generasi muda, sekaligus mempererat jaringan antar seniman dari berbagai wilayah.

Atas rekomendasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumsel, BPK Wilayah VI Sumatera Selatan yang dipimpin oleh Kristanto Januari, SS, bersama pendamping Ajeng Wulandari, turut berpartisipasi dalam program ini. Mereka mengutus dua seniman andalan sebagai pelatih dan narasumber, yakni:

Mirza Indah Dewi, S.Pd., seniman tari dari Dinas Pariwisata Kota Palembang dan Ketua Sanggar Anna Kumari.

M. Imansyah, Ketua Komite Tari DKP dan Ketua Kasta Sumsel, sekaligus seniman tari Melayu berpengalaman.

Keduanya dipercaya membimbing para penari dari Sanggar Molutulo, Gorontalo, dengan materi utama Tari Bedana Pengantin—sebuah tari pergaulan yang lahir seiring masuknya Islam ke Sumatera Selatan melalui jalur perdagangan Persia dan Arab. Tari ini telah mengalami proses akulturasi dan hingga kini masih ditampilkan dalam berbagai upacara adat Palembang, seperti “Ngarak Pacar” dalam tradisi pernikahan.

Mirza Indah Dewi menyampaikan harapannya agar tari ini dapat lebih dikenal secara luas dan rutin dipentaskan oleh sanggar-sanggar di Sumsel maupun di luar daerah. Ia juga memperbarui lagu pengiringnya melalui proses aransemen ulang bersama arranger Kiagus Ipul dan vokalis Supratiwi, agar tampil lebih dinamis, namun tetap menjaga akar tradisinya.

“Melalui kegiatan ini, para penari tidak hanya mengembangkan keterampilan, tetapi juga menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya leluhur. Harapannya, Tari Dana-Dana Nusantara dapat terus hidup dan berkembang di tengah masyarakat,” jelas Mirza.

Senada, M. Imansyah menegaskan pentingnya menjadikan kegiatan serupa sebagai agenda rutin tahunan, mengingat manfaat besar yang dirasakan oleh para pelaku seni.

“Ini bukan sekadar soal menari, tapi tentang merawat warisan budaya yang hidup dari generasi ke generasi. Kami sangat bersyukur bisa hadir dan berkumpul bersama maestro dari berbagai daerah,” ucapnya.

Ia juga menekankan pentingnya dukungan konkret dari kementerian dan pemerintah pusat, baik dari segi pembiayaan maupun fasilitas, agar kegiatan semacam ini bisa terus berlanjut dan memberi dampak lebih luas bagi pelestarian budaya nasional.

Tags

Terkini