.
Oleh Ketua Dewan Kesenian Sumatera Selatan
M Iqbal Rudianto
Dalam Rangka Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80
Palembang, 17 Agustus 2025
"Seni adalah napas bangsa, kebudayaan adalah jati dirinya."
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera,
Om swastiastu,
Namo buddhaya,
Salam kebajikan,
Salam budaya!
Saudara-saudari sekalian,
Masyarakat Sumatera Selatan yang saya cintai,
Para seniman, budayawan, serta penjaga warisan leluhur yang saya hormati,
Hari ini, kita berdiri di atas tanah merdeka.
Delapan puluh tahun yang lalu, bangsa ini memekikkan kemerdekaannya.
Dan hari ini—di usia yang makin matang—kita tak hanya mengenang, tapi menegaskan:
Bahwa kemerdekaan bukan sekadar bebas dari penjajahan fisik,
tapi juga kebebasan dalam berkarya, berbudaya, dan mengekspresikan jati diri.
Di sinilah seni mengambil peran.
Di sinilah budaya menjadi penjaga nyawa bangsa.
Seni tidak hanya hiburan.
Seni adalah cermin sejarah, pengikat identitas, dan penanda kemajuan peradaban.
Sebagai Ketua Dewan Kesenian Sumatera Selatan,
saya berdiri di sini bukan hanya mewakili para seniman,
tapi mewakili roh-roh kebudayaan yang terus berdenyut dari ulu hingga ilir,
dari lantunan syair gurindam, getaran gendang dol,
hingga sapuan kuas pelukis di tepian Sungai Musi.
Kita harus bertanya pada diri sendiri:
Apakah kemerdekaan ini sudah memerdekakan seni kita?
Apakah seniman kita sudah diberi ruang?
Apakah warisan leluhur kita masih hidup di tengah generasi muda?
Tantangan zaman boleh berubah,
tapi semangat harus tetap menyala.
Hari ini, dunia digital menggempur tradisi.
Namun kita tak boleh tunduk.
Kita harus menjadi tuan di rumah sendiri.
Teknologi harus menjadi panggung baru bagi kesenian,
bukan kuburan bagi kebudayaan.
Saya menyerukan,
kepada pemerintah, kepada masyarakat, kepada anak muda:
Mari lindungi dan hidupkan kesenian lokal.
Mari dukung seniman, bukan hanya sebagai pengisi acara,
tapi sebagai penjaga jiwa bangsa.
Mari jadikan momentum 17 Agustus ini
bukan hanya seremoni tahunan,
tapi tonggak kebangkitan kesenian Indonesia,
khususnya Sumatera Selatan.
Karena kita tahu:
Bangsa yang besar bukan hanya yang kuat secara ekonomi,
tapi yang kokoh dalam kebudayaannya.
Akhir kata,
Merdeka itu ketika kita bisa menari di tanah sendiri,
bernyanyi dengan bahasa sendiri,
dan bangga menjadi bagian dari peradaban yang luhur.
Dirgahayu Republik Indonesia ke-80!
Hidup seni, hidup budaya, hidup Indonesia! Merdeka... Merdeka... Merdeka....
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam budaya!