daerah

Drama Tengah Malam di Rel Kereta: 132 Penumpang Prabumulih ‘Tersesat’ di Lembak

Kamis, 21 Agustus 2025 | 15:43 WIB
Drama Tengah Malam di Rel Kereta: 132 Penumpang Prabumulih ‘Tersesat’ di Lembak (tangkapan layar instagram @palembangfolks)

KetikPos.com – Bayangkan pulang dari perjalanan jauh, mata sudah berat, barang bawaan menumpuk, dan pikiran hanya ingin segera tiba di rumah.

Namun, yang terjadi justru sebaliknya: 132 penumpang asal Prabumulih malah diturunkan di stasiun lain, jauh dari tujuan semula.

Itulah yang dialami rombongan penumpang dari Kota Nanas ini usai mengikuti diklat di Lubuk Linggau. Kamis (21/8/2025) dini hari, sekitar pukul 00.51 WIB, mereka mendapati kereta yang ditumpangi melaju begitu saja melewati Stasiun Prabumulih—tanpa sedikit pun tanda berhenti.

Alih-alih lega sampai rumah, penumpang justru bengong ketika kereta akhirnya berhenti di Stasiun Lembak, belasan kilometer dari Prabumulih.

“Kami Diturunkan di Tempat yang Bukan Tujuan!”

Rasa lelah seketika berubah jadi kekesalan. “Seharusnya kami turun di Stasiun Prabumulih, tapi malah diturunkan di Lembak. Ratusan penumpang akhirnya bingung dan kesal. KAI harus tanggung jawab,” ucap Mimi, salah seorang penumpang, dengan nada geram.

Rekaman video amatir yang beredar di Instagram @palembangfolks memperlihatkan penumpang berdesakan, sebagian berteriak protes, sebagian lain mencoba mencari jawaban dari petugas. Suasana dini hari yang sepi berubah menjadi ricuh.

Pertanyaan Besar yang Belum Terjawab

Hingga kini, belum ada keterangan resmi dari pihak PT KAI. Publik bertanya-tanya: apakah ini kesalahan teknis, miskomunikasi, atau ada faktor lain di balik insiden ini?

Yang jelas, pengalaman “tersesat massal” ini jadi catatan pahit bagi para penumpang. Mereka pulang dengan rasa kecewa, bukan hanya karena jarak tambahan yang harus ditempuh, tapi juga karena harapan sederhana untuk pulang tepat waktu tidak terpenuhi.

Lebih dari Sekadar Salah Turun

Bagi masyarakat Prabumulih, insiden ini bukan sekadar salah berhenti di stasiun. Ini soal kepercayaan terhadap layanan publik.

Ketika ratusan orang yang sudah membeli tiket sah justru merasa terlantar, wajar jika muncul pertanyaan: apakah kenyamanan penumpang benar-benar menjadi prioritas?

Sementara jawaban resmi belum keluar, satu hal yang pasti: malam itu, 132 penumpang pulang dengan cerita tak terlupakan—tentang perjalanan yang harusnya berakhir di rumah, namun malah singgah di Lembak.

Halaman:

Tags

Terkini