Prabowo Jadi Sorotan Dunia di PBB: Delapan Tepuk Tangan, Standing Ovation, dan Pengakuan Global

photo author
- Kamis, 25 September 2025 | 08:09 WIB
Prabowo Jadi Sorotan Dunia di PBB: Delapan Tepuk Tangan, Standing Ovation, dan Pengakuan Global (dok)
Prabowo Jadi Sorotan Dunia di PBB: Delapan Tepuk Tangan, Standing Ovation, dan Pengakuan Global (dok)

KetikPos.com, New York — Di ruang sidang megah Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menjelma menjadi pusat perhatian. Pidatonya pada Sidang Umum ke-80, Selasa (23/9), bukan sekadar laporan kebijakan, tetapi seruan moral yang menggugah hati dan pikiran para pemimpin dunia.

Dalam tempo lebih dari 30 menit, Prabowo membawa dunia pada tiga hal sekaligus: refleksi sejarah, pesan kemanusiaan, dan peta jalan masa depan. Hasilnya, ruang sidang yang biasanya dingin dan formal, berubah menjadi panggung penuh energi, delapan kali bergemuruh oleh tepuk tangan, bahkan ditutup dengan standing ovation.

Dari Thucydides hingga Gaza: Pidato yang Menggetarkan

Pidato Prabowo dimulai dengan kutipan klasik Thucydides: “The strong do what they can, the weak suffer what they must.” Kalimat itu langsung menyita perhatian. Ia menegaskan, “Kekuatan tidak bisa dijadikan kebenaran. Kebenaranlah yang harus menjadi kebenaran.”

Kalimat ini memicu tepuk tangan pertama. Momentum itu menjadi tanda: hadirin siap mendengarkan sesuatu yang berbeda.

Sorakan lain bergema ketika Prabowo menegaskan kesiapan Indonesia mengirim 20.000 pasukan perdamaian ke Gaza, Ukraina, Sudan, dan Libya. Sorakan kembali muncul saat ia mengangkat penderitaan rakyat Palestina, seraya menekankan solusi dua negara sebagai jalan satu-satunya menuju perdamaian sejati.

“Palestina harus merdeka. Tapi dunia juga wajib menjamin keselamatan Israel. Dua keturunan Abraham harus hidup dalam damai dan harmoni,” tegasnya, disambut tepuk tangan panjang.

Diplomasi yang Diterjemahkan Jadi Gestur

Begitu pidato berakhir, momen tak kalah penting terjadi. Prabowo langsung dikerubungi sejumlah pemimpin dunia. Raja Yordania Abdullah II menyalaminya dengan hangat, Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva terlihat menyampaikan selamat, dan delegasi dari negara-negara Afrika hingga Eropa tampak antusias menyapa.

Bagi pengamat, pemandangan itu bukan sekadar basa-basi. Itu adalah simbol pengakuan internasional bahwa Indonesia—melalui kepemimpinan Prabowo—mampu tampil sebagai suara moral dan mediator potensial dalam isu-isu global.

Indonesia Swasembada: Dari Sawah ke Palestina

Di tengah sorotan geopolitik, Prabowo membawa kabar domestik yang menggembirakan. Ia menyampaikan bahwa Indonesia telah berhasil mencapai swasembada beras, bahkan dengan cadangan pangan tertinggi sepanjang sejarah.

“Kami kini mulai mengekspor ke negara lain yang membutuhkan, termasuk Palestina,” ujarnya.

Pesan ini bukan sekadar prestasi ekonomi, melainkan simbol solidaritas. Dari sawah di Jawa hingga meja makan warga Gaza, Indonesia menyalurkan hasil bumi untuk kemanusiaan. Prabowo menyebutnya sebagai langkah awal menjadikan Indonesia lumbung hijau dunia.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Admin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X