Krisis Dunia Momen bagi Indonesia dan Rusia Bekerja Sama

photo author
- Kamis, 26 Januari 2023 | 19:07 WIB
Krisis dunia saat ini momen bagi Indonesia dan Rusia membangun sistem bisnis, industri, teknologi dan energi baru  untuk kepentingan bersama.  Demikian antara lain diungkapkan Duta Besar Federasi Rusia, Lyudmila Vorobieva, Kamis (26/1/2023)
Krisis dunia saat ini momen bagi Indonesia dan Rusia membangun sistem bisnis, industri, teknologi dan energi baru untuk kepentingan bersama. Demikian antara lain diungkapkan Duta Besar Federasi Rusia, Lyudmila Vorobieva, Kamis (26/1/2023)

KetikPos.com-- Krisis dunia saat ini momen bagi Indonesia dan Rusia membangun sistem bisnis, industri, teknologi dan energi baruuntuk kepentingan bersama.

Demikian antara lain diungkapkan Duta Besar Federasi Rusia, Lyudmila Vorobieva, Kamis (26/1/2023). Dia mengatakan Indonesia tidak perlu ragu untuk mengambil langkah-langkah independen demi menegakkan kedaulatan bangsa dan negara.

"Justru krisis dunia saat ini memberikan kesempatan untuk Indonesia dan Rusia untuk membangun sistim bisnis, industri,tehnologi dan energi baru yang dapat meningkatkan keuntungan bersama kedua negara," paparnya.

"Banyak pebisnis Rusia ingin bisa bekerjasama dan masuk ke Indonesia. Bagi kami, Indonesia ada kunci kerjasama di Asia Tenggara sejak masa Presiden Soekarno," tambahnya.

Saat ini menurutnya, Rusia berada di tengah sanksi barat yang sangat tidak adil namun tidak efektif.

"Kami bisa membuktikan justru berbagai sanksi ekonomi menjadikan negara kami kuat. Kami ingin berbagi pengalaman untuk membangun sebuah sistem baru yang lebih adil," tegasnya.

Perang di Ukraina menurut Lyudmila adalah perang barat untuk menghancurkan Rusia dengan lokasi di Ukraina.

"Konflik ini bukan tentang Ukraina. Saya lahir di Kyiev, Ukraina. Kami semua bersaudara antara Rusia dan Ukraina. Namun Ukraina menjadi alat politik mengganggu Rusia," tuturnya.

Hal ini menurutnya karena meraka tidak setuju dengan pemerintah Rusia selama puluhan tahun. Semua negara menjadi kolonial barat.

"Indonesia paling tahu soal ini. Kami tidak setuju kolonialisme barat. tidak ada negara yang mau menjadi bagiam dari kolonialisme," ujarnya.

Ikut Aktif

Terpisah, Muhamad Zulfan, Sekretaris Komite Persahabatan Rakyat Rusia-Indonesia kepada pers di Jakarta, Kamis (26/1). Indonesia jangan hanya menonton tapi perlu
segera bersiap dan ikut menyusun masa depan dunia Multipolar yang lebih baik dan Adil. Hal ini disampaikannyakepada pers di Jakarta, Kamis (26/1/2023).

"Kita tidak bisa hanya menonton berpangku tangan atau menutup mata, karena pasca perang di Ukriana, akan ada dunia dalam sistem baru yang menggantikan yang lama, itulah dunia multipolar," tegasnya.

Sebelumnya Zulfan menegaskan dunia Multipolar tidak bisa ditolak. Dunia sudah bergerak ke arah itu. Dan gerakan ini bertujuan membangun tata dunia yang lebih adil. Pasca uni soviet, dunia malah lebih berdarah darah, perang makin sering terjadi, Iraq, Afaganistan, Libia, Syria, Yaman dan program drone di seluruh dunia.

Demikian Muhammad Zulfan, Sekretaris Komite Persahabatan Rakyat Rusia-Indonesia, dalam Seminar Ekonomi Dunia Pasca Konflik Rusia–Ukraina Menuju Multipolarisme”,
di Bandung, Selasa (24/1) lalu yang diselenggarakan oleh Komite Persahabatan Rakyat Indonesia-Rusia dan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), yang dihadiri Duta Besar Federasi Rusia, Lyudmila Vorobieva dan Wakil Ketua DPR-RI, Muhaimin Iskandar.

"Ini yang terjadi ketika dunia jadi unipolar, imperium Amerika berkuasa penuh akan dunia, siapa saja yang tidak ikut dengan kepentingan mereka akan dimusnahkan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Nasir ( Ketik Pos )

Tags

Rekomendasi

Terkini

X