Kandas Dibabak Penyisihan, Timnas Indonesia Perlu Dukungan Mental

photo author
- Senin, 20 November 2023 | 07:40 WIB
Ilustrasi.WALAUPUN berhasil mengalahkan Timnas U-17 Korea Selatan dengan skors 2-1, namun Timnas U-17 Burkina Faso harus tersingkir dari Piala Dunia U-17.* (Antara)
Ilustrasi.WALAUPUN berhasil mengalahkan Timnas U-17 Korea Selatan dengan skors 2-1, namun Timnas U-17 Burkina Faso harus tersingkir dari Piala Dunia U-17.* (Antara)

 

KetikPos.com - Perjuangan Tim Nasional (Timnas) Indonesia U-17 di Piala Dunia U-17 terhenti di babak penyisihan Grup A dan ini bukan akhir dari prestasi.

Bertengger pada peringkat tiga Grup A dengan raihan dua poin belum cukup meloloskan anak asuh Bima Sakti ke 16 besar.

Walaupun demikian Iqbal Gwijangge dan kawan-kawan sudah berjuang habis-habisan di setiap pertandingan, tidak sedikit yang masih memberikan kritik.

Mantan pemain Timnas Indonesia, Trimur Vedhayanto pun merasa prihatin dengan berbagai kritik yang diluapkan kepada Timnas Indonesia U-17 setelah gagal melaju ke babak 16 Piala Dunia U-17 2023 padahal mereka perlu dukungan moral.

Trimur yang sempat menimba ilmu di Italia bersama PSSI Baretti itu mengatakan, sebenarnya kritikan tanpa dasar yang marak di media sosial bisa berpengaruh bagi mental para pemain Timnas U-17.

Apalagi, pemain masih berusia remaja dan tidak sedikit di antara mereka yang akrab dengan medsos. "Saya berharap, rekan-rekan media dan masyarakat selalu memberikan dukungan kepada adik-adik Timnas U-17.

Sebenarnya mereka punya talenta yang bagus. Semoga ke depannya bisa menjaga mereka agar punya mental yang kuat," kata Trimur di Pusat Informasi Piala Dunia U-17 2023 di Hotel Solia Zigna Kampung Batik, Solo, Minggu (19/11/2023).

Trimur menjelaskan, seharusnya para pemain muda membutuhkan dukungan dari banyak pihak di tengah situasi sulit semacam ini. Motivasi diperlukan agar mereka bisa kembali bangkit dan melanjutkan proses panjang menjadi pesepak bola.

"Setelah mereka gagal, jangan langsung diserang. Dan, tidak perlu ada bully. Buat apa melakukan hal-hal seperti itu. Saya berharap kita semua bisa memberi motivasi untuk pemain Timnas U-17. Dengan demikian anak-anak ini selalu termotivasi agar terus melanjutkan prosesnya menjadi pemain profesional," ujarnya.

Penggunaan media sosial, menurut Trimur, juga harus diperhatikan para pemain. Pasalnya, datangnya tekanan saat ini memang lebih banyak berasal dari dunia maya. Oleh karena itu, pelatih harus lebih bijak mengatur para pemain dalam menggunakan media sosial.

"Pemain harus pintar-pintar dalam menggunakan media sosial. Ini dilakukan untuk menghindari komentar-komentar yang menyakitkan. Zaman dulu, kami paling hanya diteriakin di lapangan saja. Setelah itu sudah lupa. Kalau zaman sekarang kan berbeda. Jejak digital itu akan terus ada. Oleh karena itu, hal-hal di medsos tak perlu terlalu digubris. Sepak bola kan hanya soal menang atau kalah. Kalau kalah, ya berlatih dan belajar lagi. Begitulah proses pesepak bola," ujar dia menambahkan.

Dari segi kualitas, Trimur mengakui bahwa kemampuan pemain-pemain era sekarang tidak jauh berbeda dengan di eranya. Hanya saja, aspek yang masih butuh ditingkatkan lagi ialah mentalitas.

"Kalau dibandingkan dengan era saya, sepak bola zaman dahulu sangat identik dengan perjuangan. Sedangkan era sekarang mungkin aspek ini masih kurang terasah," ujar lelaki yang kini menetap di Salatiga itu.

Hal itu, katanya, akan membuat pemain-pemain punya mentalitas yang tangguh. “Jadi, adik-adik pemain sekarang memang harus diasah lagi mentalnya. Bedanya cuma itu. Sebab, dari aspek skill dan kualitas hampir sama sebetulnya," tambahnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ujang Ketik Pos

Sumber: InfoPublik

Tags

Rekomendasi

Terkini

X