"Mereka yang sudah ikut seleksi di PRA PON. Tiba Tiba diganti namanya. Anak lah masuk pra PON.
Bertarung nyawa, kasian anak yang berprestasi tapi digantikan nama lain. Hak anak berprestasi jangan dihalangi, jangan kamu gantikan," tuturnya.
Sementara itu, salah seorang atlit Muaythai yang lulus seleksi PRA PON, Nadya Anjani mengatakan, dia atlit yang dicoret.
" Saya sudah berjuang, saya ingin membanggakan orang tua saya dan nama Sumsel. Tapi kenapa nama saya dicoret. Kenapa nama saya dicoret," katanya.
"Kemana KONI Sumsel, saat nama Nadya dan teman-teman Nadya dicoret. Saya ingin membanggakan orang tua saya dan ingin membanggakan nama Sumsel.
Kami berangkat untuk pra PON, pakai uang sendiri. Kami hemat uang makan. Mohon kebijakannya, kami mati-matian berjuang," tandasnya.
Menanggapi aksi demo, Wakil Ketua KONI Sumsel Dr Haryanto.MPd menuturkan, terkait aksi demo hari ini itu adalah bagian dari persoalan yang terjadi di cabor Muaythai yang merupakan bagian dari koni.
"Untuk tuntutannya akan kami teruskan ke pihak yang berkepentingan yakni PB Muaythai di pusat," bebernya.
Ketika ditanya terkait dugaan pemotongan bonus untuk atlet, dia menuturkan, itu akan diklarifikasi terlebih dahulu dengan Ketua Muaythai karena ini adalah internal dari cabor koni tidak tahu.
"Untuk masalah jual beli atlet dari kota ke provinsi itu tidak etis dan tidak benar," ucapnya.
Dia menjelaskan, Koni menerima nama-nama yang diajukan dari Pengrov cabor masing-masing untuk nama yang diajukan untuk PON.
"Tapi kita belum menentukan siapa-siapa saja nama yang akan diikutkan PON," bebernya.
Ketika ditanya adanya dugaan pelewenangan dana, dia menegaskan, tidak ada penyelewengan anggaran di KONI.
"Sampai saat ini belum ada pemberian anggaran dari Pemda. Tapi untuk persiapan PON sudah kita lakukan," katanya
"Mekanisme keuangan masa lalu yang terlambat pengajuan proposalnya. Tapi ini tidak mengganggu kinerja kita untuk atlet yang dikirim ke PON," pungkasnya.