Mereka yang mendukung Maklumat Juanda 2023 tersebut adalah tokoh-tokoh berpengaruh di bidangnya masing-masing seperti dosen, agamawan, budayawan, diplomat, aktivitas anti korupsi, atlet, pengacara, wartawan; pendidik, aktivitas hak asasi manusia, aktivis lingkungan hidup; produser, seniman dan pegiat literasi, sastrawan, pelaku seni peran, pelaku seni rupa, dan relawan politik.
Di dalam Maklumat Juanda tersebut ada tokoh-tokoh beken seperti Goenawan Mohamad, Hendardi, Andreas Harsono, Ayu Utami, Butet Kartaredjasa, Faisal Basri, Ikrar Nusa Bhakti, Islah Bahrawi, Mas Ahmad Santosa, dan Todung Mulya Lubis.
Maklumat yang berisi kecaman terhadap potensi politik dinasti ini beredar luas di jejaring media sosial whatsapp.
Dan sentimen negatif politik dinasti yang dialamatkan kepada Jokowi dan Gibran juga beredar luas di media sosial lainnya seperti facebook, X, dan youtube.
Nah, tingginya sentimen negatif ini sudah tentu akan menyulitkan Gibran bila benar ia maju sebagai Cawapres, khususnya mendampingi Prabowo Subianto yang desas-desusnya sudah ramai di publik.
Sentimen negatif dari publik, sebesar apapun itu akan menjadi batu sandungan Gibran untuk menang.
Bila sentimen negatif ini menggelinding kuat di tengah masyarakat, besar kemungkinan elektabilitas Prabowo bisa jatuh dibuatnya.
Publik bisa berbalik arah meninggalkan Prabowo karena mereka mengikuti arus sentimen negatif yang terbangun di tengah-tengah mereka.
Sentimen negatif kepada Gibran tidak akan berlangsung di Pilpres saja, tapi berkepanjangan lagi.
Apalagi bila ternyata Gibran kalah dalam kontestasi Pilpres maka sentimen negatif publik bisa menjadi area yang akan menjadi kuburan terhadap prestasi dan legacy yang telah dibangun Jokowi dengan susah payah.