opini-tajuk

Sastra dan Lingkungan

DNU
Jumat, 23 Februari 2024 | 13:23 WIB
Arif Ardiansyah (Dok)

Arif Ardiansyah*

Dalam kajian sastra, relasi antara sastra dan lingkungan merupakan aspek penting yang membuka wawasan kita terhadap bagaimana sastra merefleksikan, menanggapi, dan bahkan mempengaruhi pandangan dan tindakan manusia terhadap lingkungannya.

Satra, atau sastra dalam ejaan yang lebih familiar, memiliki kemampuan unik untuk memperluas pemahaman kita tentang isu-isu lingkungan melalui narasi, karakter, dan penggambaran yang kaya.

Refleksi Lingkungan Dalam Sastra

Sastra seringkali menjadi cerminan dari pengalaman manusia bersama lingkungannya. Melalui karya-karya sastra, penulis dapat mengeksplorasi tema-tema terkait lingkungan seperti keindahan alam, kerusakan lingkungan, dan hubungan simbiosis antara manusia dengan alam.

Dari novel-novel yang mengambil latar belakang pedesaan hingga puisi yang menggambarkan keharmonisan atau kemurkaan alam, sastra menyediakan wadah untuk merenungkan hubungan kita dengan dunia di sekitar kita.

Sastra Sebagai Media Advokasi Lingkungan

Tak hanya sebagai refleksi, sastra juga memiliki peran dalam mengadvokasi kelestarian lingkungan.

Beberapa karya sastra dilahirkan dari kepedulian yang mendalam terhadap isu-isu lingkungan dan digunakan sebagai alat untuk membangkitkan kesadaran serta memotivasi pembaca untuk mengambil tindakan.

Misalnya, novel yang menceritakan dampak perubahan iklim terhadap masyarakat dan ekosistem, atau puisi yang mencerminkan kesedihan atas kehilangan keanekaragaman hayati, membawa pesan-pesan penting tentang pentingnya memelihara planet kita.

Peranan Sastra Dalam Pendidikan Lingkungan

Dalam konteks pendidikan, sastra dapat menjadi sumber yang berharga untuk mengajarkan tentang lingkungan.

Karya-karya sastra yang memuat perspektif tentang lingkungan dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar yang menginspirasi dan memotivasi siswa untuk berpikir kritis tentang masalah-masalah lingkungan.

Hal ini tidak hanya membantu menciptakan kesadaran lingkungan yang lebih kuat di kalangan generasi muda, tapi juga menanamkan nilai-nilai keberlanjutan melalui pengalaman estetik dan emosional.

Halaman:

Tags

Terkini

Media: Arsitek Realitas di Era Digital

Rabu, 26 November 2025 | 08:12 WIB

Menjaga Wibawa Pendidikan dari Kriminalisasi Pendidik

Jumat, 24 Oktober 2025 | 14:09 WIB

Pelangi Beringin Lubai II: SIMBOLIS HUBUNGAN KEKERABATAN

Selasa, 23 September 2025 | 07:02 WIB

Pelangi Beringin Lubai dalam Kenangan I: Budaya Ngule

Senin, 22 September 2025 | 19:12 WIB

Rusuh: Rakyat Selalu Dipersalahkan, Kenapa?

Jumat, 5 September 2025 | 17:48 WIB

BEDAH ALA KRITIKUS SASTRA

Jumat, 29 Agustus 2025 | 22:28 WIB

BENDERA PUTIH TLAH DIKIBARKAN

Senin, 25 Agustus 2025 | 16:11 WIB