Artinya, Kebebasan mengeluarkan pendapat di Indonesia dijamin oleh konstitusi dan diatur oleh undang-undang yang memastikan bahwa hak ini dapat dilakukan secara bebas namun tetap bertanggung jawab.
Hal ini mencakup penghormatan terhadap hak-hak orang lain, kepatuhan terhadap hukum, dan menjaga keamanan serta keutuhan negara.
Maka itu kita perlu memahami bahwa kebebasan berpendapat di media sosial sering kali disalahartikan.
Banyak pengguna merasa bahwa mereka memiliki hak mutlak untuk mengungkapkan apa pun yang mereka inginkan, tanpa mempedulikan akibat dari pernyataan tersebut.
Misalnya, pernyataan yang berisi kebencian, diskriminasi, atau misinformation dapat berdampak negatif pada masyarakat, terutama ketika informasi tersebut menyebar dengan cepat.
Kedua, dampak dari kebebasan berpendapat di media sosial terbukti nyata. Misalnya, selama pandemi COVID-19 lalu, banyak informasi keliru tentang virus dan vaksin yang beredar di media sosial.
Informasi yang salah ini tidak hanya membingungkan masyarakat tetapi juga berkontribusi pada penolakan vaksinasi dan perilaku berisiko lainnya.
Oleh karena itu, penting bagi pengguna media sosial untuk mempertimbangkan dampak dari kata-kata mereka sebelum menekan tombol "kirim".
Ketiga, meskipun kebebasan berpendapat dilindungi oleh hukum, banyak platform media sosial juga memiliki pedoman komunitas yang harus dipatuhi.
Pedoman ini bertujuan untuk mengurangi penyebaran informasi yang merugikan dan melindungi pengguna dari konten yang tidak pantas.
Dalam konteks ini, pengguna harus menyadari bahwa kebebasan berpendapat mereka dapat dibatasi oleh tanggung jawab sosial untuk menjaga lingkungan online yang aman dan positif.
Lantas, soal tanggung jawab pengguna media sosial dalam menyebarkan informasi tidak bisa diabaikan. Setiap kali seseorang membagikan sebuah artikel, video, atau foto, mereka berkontribusi pada narasi yang lebih besar yang dapat mempengaruhi banyak orang.
Oleh karena itu, penting bagi pengguna untuk melakukan verifikasi fakta sebelum membagikan informasi.
Bahwa, pengguna harus menyadari bahwa tidak semua informasi yang beredar di media sosial adalah akurat.
Banyak konten yang dihasilkan dengan tujuan untuk menarik perhatian atau mengarahkan opini publik.