DESA BERINGIN DOELOE
Desa Beringin Lubai didirikan oleh seorang leluhur bernama Setideng Pengkoh, yang sekarang masyarakat lebih mengenalnya dengan Puyang Lubok Jangkah.
Pertama kali datang mendirikan pondok kediaman di bagian utara wilayah Beringin sekarang tepatnya di area pekuburan umum dengan bangunan PDAM, dimana berada kuburan Puyang Lubok Jangkah itu sendiri beserta keluarga, kemudian beliau berpindah ke arah selatan seberang sungai lubai tepatnya dimana dulunya berdiri bangunan adat balai desa.
Beliau kembali mendirikan pondok kediaman, namun sayang lahan balai desa yang banyak menyimpan sejarah tersebut kini dialih fungsikan menjadi banguna pemerintah yaitu bangunan Polindes
Awalnya perkampungan kecil itu bernama Kampung Gumilang yang akhirnya berkembang menjadi Desa Beringin Lubai, karena dulunya dilokasi Pondok Puyang Lubok Jangkah tumbuh pohon Beringin Tua dan rindang serta dialiri oleh sungai lubai.
Konon kabarnya ada saudara Puyang Setideng Pengkoh juga mendirikan pondok kediaman di arah timur dan diberi nama kampung Gelumbang, dimana kampung tersebut menyatu dengan kampung Gumilang, sekarang masih ada bekas galian parit-parit kecil sebagai bukti sejarah.
Perkampungan ini merupakan asal muasal Desa Beringin, sekarang bagian dari wilayah Dusun 1.
Seiring perkembangan zaman di era keislaman Desa Beringin tempo dulu dipengaruhi oleh peradaban Kesultanan Darusallam Palembang, salah satunya ada bangunan rumah masyarakat berbentuk Limas yaitu rumah limas Palembang.
Filosofis nama Beringin berasal dari nama Pohon Beringin, yang kokoh, rindang dan teduh, memberikan keinginan kekeluargaan yang kental, mengayomi dan kesejukan. Pohon Beringin berbuah lebat memberi makan bagi burung-burung seperti Punai, Pialing, Berbah, Barau-Barau dan Burung Daun.
Di Desa Beringin ada tiga makam leluhur, yaitu:
- Makam Puyang Lubok Jangkah, berlokasi di bagian utara Desa
Beringin, disamping pemakaman umum.